NATAL-Pada malam kelahiran Yesus, sinar
terang sebuah bintang mengumumkan kelahiran-Nya. Itulah pengumuman yang
diharapkan dan didoakan banyak orang, meski banyak juga yang tidak
memedulikannya.
Mungkin mereka seperti saya --
harapan-harapan mereka lebih mirip impian, dan doa-doa mereka sekadar
keinginan. Mungkin mereka sedang mencari sebuah bintang yang akan membenarkan
setiap perilaku mereka, bukan sinar yang akan menyingkapkan dosa mereka.
Pada setiap hari Natal, ketika saya
menyanyi malam kudus yang diadakan
setiap tahun di gereja, saya menginginkan beberapa hal. Saya ingin merasakan
suasana adikodrati tatkala paduan suara bernyanyi dengan sangat merdu hingga
seolah saya tidak mendengar suara siapa pun. Saya pikir seperti itulah musik
surgawi.
Pada saat orang tertawa-tawa
menyaksikan drama Natal, saya pun ingin melihat apa yang mereka tertawakan.
Namun, pada saat itu, saya selalu harus berada dalam barisan paduan suara yang
ada di belakang panggung.
Ya, itulah hal-hal yang saya inginkan.
Namun, saya tahu bahwa dari pada mendengarkan alunan merdu nada-nada dari
sejumlah lagu, lebih baik saya berdoa agar dapat mendengar Allah berbicara.
Daripada menyaksikan drama, lebih baik
saya berdoa agar dapat "melihat" Yesus dan tidak dikacaukan oleh
dunia.
Menginginkan sesuatu berarti berharap
memperoleh apa yang saya inginkan dari Allah. Doa adalah permohonan supaya
Allah memperoleh apa yang dikehendaki-Nya dari saya. – (dk).
‘’NATAL ADALAH SAAT UNTUK MERENUNGKAN
APA YANG TELAH ALLAH
BERIKAN KEPADA KITA DAN APA YANG DAPAT KITA BERIKAN KEPADA-NYA’’
BERIKAN KEPADA KITA DAN APA YANG DAPAT KITA BERIKAN KEPADA-NYA’’
2 Komentar
Mengharapkan Harapan pada Hari Natal
BalasHapusMengharapkan Harapan pada Hari Natal ''semoga putra natal memberkati''
BalasHapus