About Me

header ads

GEOLOGI DAERAH| Geologi Lingkungan Teluk Yotefa jayapura


Teluk youtefa (foto: D.K.ist)
3.1 Tinjauan Geologi Lingkungan Daerah Penelitian
Pengambilan data lapangan dalam tinjauan aspek geologi lingkungan meliputi :
3.1.1 Geomorfologi Daerah Penelitian
Daerah Teluk Youtefa dan sekitarnya pada umumnya memiliki karakteristik bentang alam denudasional. Hal ini di sebabkan kondisi dilapangan, yang mengalami proses erosi yang di pengaruhi oleh adanya proses pelapukan. Maka satuan geomorfik pada lokasi penelitian ditentukan berdasarkan kenampakan di lapangan dan hasil perhitungan dip eta dengan menggunakan metode wenworth yang mengacu pada klasifikasi (Van Zuidam 1983, 1985 & 1986), maka satuan geomorfologi yaitu :
1. Satuan Morfologi Denudasional Youtefa
2. Satuan Perbukitan Karts Youtefa
3. Satuan Pedataran Youtefa
1. Satuan Perbukitan Denudasional Youtefa
Satuan ini ini terletak pada bagian utara, timur, dan selatan daerah penelitian dengan luas ± 25 , terletak pada topografi dengan elevasi antara 3 sampai 200 meter dari permukaan laut. Yang memperlhatkan bukit yang bergelombang. Terdiri dari bukit-bukit kecil dengan relief yang bervariasi dengan puncak yang tumpul, tingkat pelapukan cukup tinggi, tebal soil 1- 5 meter, vegetasi heterogen terdiri dari alang-alang, tanaman kebun, dan hutan dimana hutan ini di tinggali oleh spesies burung dan juga adanya Keradan lain-lain. Adanya kenampakan rill erosi yang dominan serta erosi sungai yang semakin lateral kea arah hilir dengan arah sungai adalah Arah Barat laut menuju Tenggara dan juga rentan terhadap gerakan tanah karena adanya aktifitas organism dalam penggunaan tata guna lahan sebagi lahan pembangunan : Perumahan, Jalan kelas 2 , dan Jalan Ring road.
2. Satuan Perbukitan Kars Youtefa
Satuan terletak dari utara hingga menyebar kearah tenggara menurut peta geologi Noya dan Suwarna 1995) mengikuti Formasi Jayapura (Qpj) yang memiliki litologi Batu Gamping yang masuk dalam karakteristik morfologi karts. Dengan penyebaran ± 20% dengan slope 300 . pada lokasi penelitian Perbukitan ini telah mengalami kartst isisasi, dengan adanya bentuk puncak yang berbentuk cone-cone, bukti adanya kartstisisasi adalah adanya dolina, goa dan gawir pada badan gunung Tiarnum.
Satuan Pedataran Banjir Youtefa
Satuan ini dicirikan dengan adanya pedataran yang ketinggian atau elevasi rata-rata 5 meter dari permukaan laut dan juga adanya pedatarn rawa, tersebar dari arah utara ke selatan dengan luas ± 10% pada lokasi penelitian. Sungai yang melewatinya terdapat endapan channel bar dan juga di dominasi oleh material kerikil hingga pasir. Serta lebar sungai yang semakin lateral dengan penampang sungai yang berbentuk U menandakan stadia sungai yang berumur Dewasa menuju Tua. Vegetasi di dominasi oleh tumbuhan perkebunan sayur-sayuran Karen lahan ini di gunakan untuk lahan perkebunan dan juga rumput alang-alang dan tumbuhan rawa lainnya pada rawa.
Tanah pada Daerah Penelitian
Pengamatan secra makroskopis di lapangan Jenis tanah yang terdapat pada daerah penelitian terbagi atas 3 yaitu:
– Jenis Tanah Pasiran, yang berasal dari batuan asal yaitu bAtugamping, dengan vegetasi yang mengisi celahan batuan. Dengan warna coklat Abu-abu -kekunngan, bersifat lepas-lepas. Tersebar pada G.Mer dan juga G. Tiarnum dan juga di sepinggiran muara kali acai dan juga Sunagai Suborgonjie.
– Jenis Endapan (lempung): terdapat pada bagian tengah lokasi penelitian yaitu tanah ini tersebar dri kawasan pasar yotefa dan juga jalan baru yotefa. Sehingga lahan ini dapat di lihat dalam kondisi di lapangan di gunakan sebagi lahan pertanian sayu-sayuran karena memliki
– Jenis tanah Pasir Lempungan : merupakan pelapukan lanjut dari batuan beku basa dan serepentinit bewarna coklat kekuning-kuning-kemerahan orositas sedang, ketebalan di lapang dapat mencapai 5 m, terletak sepanjang Skyland hingga Vihara dapat di kategorokan sebagi tanah laterit karena tingkatan erosi dan gerakan tanah yang kuat pada lokasi tersebut.
3.1.3 Stratigrafi Daerah Penelitian
Dalam strtigrafi akan dibahas mengenai jenis dan karkteristik batuan yang berda di daerah penelitian. Secara strtigrafi akan di urutkan dari batuan yang umurnya lebih muda hingga Tua. Terdapat 4 satuan yang terdapat pada daerah penelitian yaitu :
1. Satuan Sekis
Satuan ini terletak pada mengarah dari skyland hingga pegunungan lemok dengan arah penyebaran relatif ke utra dengan luasan ± 20% pada daerah penelitian. Satuan ini terdiri dari Sekis Aktinolit, sekis hijau, sekis biru atau sekis glaucophane dan juga adanya sisipan batupasir karbonatan. Dengan warna lapuk coklat-keabuan dan warna segar hijau-keabu-abuan, berfoliasi dengan struktur Schistosa, sebagian singkapan telah hancur-hancur karena factor pelapukan . berdasarkan kesamaan ciri fisik litologi maka satuan ini dapat disebandingkan dengan Kelompok Malihan Cycloop (pTmc) yang berumur pra-Tersier (Noya & Suwarna 1995).
2. Satuan Batugamping
Satuan ini terletak pada sepanjang Gunung Mer dan juga Gunung tiarnum menyebar dari utara ke tenggara.dengan litologi yang terdapat batugamping kristalin, batugamping koral, dan gamping klastik. Dengan cirri-ciri warna lapuk kuning-kecoklatan, warna segar putih agak kecoklatan,kemas terbuka, setempat telah terdolomitasikan akibat adanya depresi. Dan setempatnya tedapat sentuhan kontak menjemari dengan konglomerat namun luasan konglomerat tidak begitu besar.maka satuan ini dapat di sebandingkan dengan Formasi Jayapura (Qpj) (Noya & Suwarna) dengan umur Plistosen.
3. Satuan Napal
Satuan ini terletak pada abepantai dengan arah penyebaran barat daya-selatan dengan strike/dip N0 242/5 E, ciri fisik yaitu warna lapuk abu-abu, warna segar abu-abu terang, struktur primer yaitu menandakan perlapisan yang juga terdeformasi yang menampakan adanya perlipatan minor serta sebagian singkapan hancur-hancur di sebagian tempat singkapan berlapis baik dengan rijang dan adanya kontak antara rijang dan Basalt yang mempunyai struktur lava bantal (pillow lava) dengan arah Strike/Dip N0 53/80 E .
Napal memiliki ukuran butir lempung permeabilitas buruk serta porositas baik dengan komposisi karbonat (CaCo3) . maka stauan ini dapat disebandingkan dengan Formasi Makats (Tmm) (Noya & Suwarna1995).
4. Satuan batuan Campur aduk
Satuan ini terletak di bagian timur daerah penelitian. Penciri dari satuan batuan campur aduk ini adalah terdiri dari Batuan Metamorf seperti Sekis Hijau dan Sekis Biru, Batuan Beku, dan Batuan Sedimen seperti Batupasir Karbonat dengan adanya Nodule(Noya & Suwarna1995).
5. Satuan Aluvium dan Endapan Pantai
Satuan ini terletak sepanjang barat laut hingga Timur di pantai Enggros dengan memiliki sedimen yang berukuran pasir dan juga adanya fragmen-fragmen cangkang biota laut yang telah mati. Serta adanya sedimen yang mempunyai pasir hingga lempung pada Channel Bar sungai Suborgonjie. Maka satuan ini dapat di sebandingkan dengan Satuan Aluvium dan Endapan Pantai (Noya & Suwarna 1995) satuan ini berumur Holosen dan berhubungan tidak selaras dengan batuan yang berumur lebih tua.
3.1.4 Hidrogeologi Daerah Penelitian
Hidrogeologi pada laporan ini akan membahas tentang jenis air tanah dan sistem Produktifitas sistem air tanah yang berada pada lokasi penelitian.
– Jenis Air Tanah Daerah Penelitian
Jenis air tanah yang terdapat pada daerah teluk yotefa dan sekitarnya merupakan jenis air tanah bebas dan tertekan di lihat dari adanya sumur-sumur bor dan bukan milik warga maupun dari ruko-ruko yang berada di kawasan lokasi penelitian.
– Sistem Produktifitas Air Tanah Daerah Penelitian
Menurut data dari beberapa peneliti terdahulu dan juga penelitian lapangan bahwa sistem akiufer yang terjadi di lokasi penelitian merupakan dan juga data lapangan bahwa sistem produktifitas sistem akuifer karts yang membuat celah maupun lapies dan juga adanya dolina dengan diameter yang tidak begitu besar.
3.1.5 Proses-Proses Geodinamis Daerah Penelitian
1. Struktur Geologi Daerah Penelitian
secara regional patahan yang terjadi di daerah jayapura terjadi akibat pertemuan antar lempeng Indo-Austrlia dan juga lempengan samudera pasifik yang saling bertumbukan sehingga menghasilkan patahan-patahan dan juga lipatan-lipatan minor di Jayapura. Dari hasil penelitian lapangan
Struktur geologi di lokasi penelitian. di beberapa stasiun terdapat adanya kekar ( Shear dan Tension), adanya Breksi Sesar, cermin sesar (Slickenside) di lokasi pengamatan jalan baru , dan juga adanya perlipatan minor memebentuk sinklin pada daerah abepantai. Cermin sesar diketemukan pada satuan batugamping dengan arah Pitch : N0 25, Trend : N0 52, Plunge: N0 15, Bearing :N0 90 maka diansumsikan bahwa arah tegasan strutur berarah ke barat laut- tenggara. Sedangkan Sayap lipatan yang di ukur sayap kiri N0 221/ 52 W dan sayap kanan N0 219/ 22 W.dari data ii diketahui bahwa daerah Teluk Youtefa mempunyai sesar geser.
2. Pengangkatan dan Pelapukan
Bukti lapangan adanya pengangkatan akibat aktivitas tektonisme berjuta-juta tahun yang lalu dalam skala waktu geologi adalah keterdapatan basalt yang mempunyai struktur lava bantal,adanya rijang di mana ke dua litologi ini merupakan litologi yang berasal atau terbentuk pada lingkungan laut dalam dan juga adanya penggangkatan pada bukit-bukit kars seperti yang terjadi pada G.Tiarnum. Dan juga tingkat pelapukan yang resisten tinggi pada lokasi Skyland, dan juga kawasan G.Mer sehingga dapat mengakibatkan erosi maupun gerakan tanah.
3.1.6 Sedimentasi
Sedimentasi dari data analisa di lapangan bahwa tingkat sedimentasi yang terjadi di teluk yotefa sangat tinggi bukti adanya sedimentasi yang terjadi bagian hilir sungai Sumborgonjie yang bermuara di teluk youtefa dan juga adanya yang di namakan oleh penduduk setempat sebagi pulau timbul-tenggelam.
3.1.7 Potensi Geologi Daerah Penelitian
1. Potensi positif daerah penelitian :
Dilihat dari aspek bahan tambang Teluk Youtefa khusunya Gunung Tiarnum dari data penelitian pernah ada pernah dipetakan untuk pembuatan pabrik semen namun tidak di lanjuti, demikian juga dengan sumber daya alam yang ada dari aspek jenis tanaha yang ada disekitaran Gunung Mer dan juga pedataran di kelola menjadi perkebunan atau lahan pertanian oleh warga setempat. Adanya potensi air tanah yang mempunyai produktifitas dari Kars di Teluk Youtefa.
2. Potensi negative daerah penelitian :
Dilihat dari data lapangan dari segi geomorfologi lahan pedataran merupakan lahan yang rentan sekali terhadap bencana banjir krena ulah manusia dan juga alam yaitu dilihat dari penumpukan sampah dengan cara membuang sampah sembarangan dan juga lahan pedataran di Teluk Youtefa dulunya merupakan rawa namun seiring berjalanya perkembangan waktu maka wilayah tersebut ditimbun dan di bangun pertokaan dan juga perumahaan serta pembangunan Pasar Sentral Youtefa tanpa memikirkan gejala yang dialami kedepan akibatnya ketika musim hujan dengan debit air yang banyak wilayah tesebut seringkali banjir. Dampak negative lainya yaitu jika dilihat dari tepi jalan skyland pembukaan lahan untuk pembangunan jalan ring-road di bangun dia tats batuan yang berjenis metamorf namun karena mengalami proses eksogen maka terjadi tingkat pelapukan yang tinggi yang berpotensi adanya gerakan tanah maupun lonngsor oleh sebab itu perlu adanya analisa geofisika untuk geoteknik untuk kuat tahan ring-road, dan juga potensi kegempaan krena di lalui oleh patahan-patahan kecil maupun sesar geser Abepura.
demikian sekedar membagi infomasih bagi anda,,.sekian.

Posting Komentar

0 Komentar