About Me

header ads

Di Gubuk, Kehampaan Menghampiri

Ilustrasi gubuk hampa/Foto Google

Tempat kita bercanda tampak sunyi
Pondok yang kau buat dan tinggalkan semakin hampa
Dan jiwa kibar dulu seakan berlalu bersama kepergian dirimu.

Canda tawa masih membekas di dalam pikir dan hati
Bahkan bayangmu semakin tak hilang di setiap langka kaki ini

Ingin bersama adalah keinginang hati yang tinggi
Ingin terus bercanda bersama dalam sebuah kerinduan yang akan selalu menyakiti hati
Bahkan saat datang di kediamanmu hanya bisa mengenang semua kenangan yang kau tinggalkan.

Malaikat pencabut nyawa itu memang bangsat
Kenangan yang kau tinggalkan adalah virus yang selalu menyebar dalam alam pikir, menyakitkan.

Sebab keingin untuk tinggal bersamamu lebih lama terlalu tinggi
Namun waktu selalu berubah dan berlalu dan kau pun pergi tinggalkan luka yang sulit aku obati sendiri.

Rasanya tidak bisa menerima kenyataan ini,
Namun orang berkata ini adalah takdir
Dan kepergianmu adalah waktumu

Sungguh aku benci orang yang berkata demikian
Tapi apalah daya mungkin itu betul, tapi seharusnya bukan saat-saat begini

Dalam setiap langka ini mestinya ada engkau
Agar semua gelisa ini bisa kita akhiri bersama seperti katamu dalam setiap doa untuk bebas

Ketika langka kaki ini terhenti di simpangan,
Sudah pasti kau ada dan melanjutkan perjalanan ini bersama

Ketika berada di perempatan jalan
Sudah pasti kau ada dan memberitahukan jalan mana yang kita lalui

Ketika semangat melemah
Sudah pasti kau ada dan terus memberikan energy semangat enam satu.

Dan saat mati rasa,
kau terus tumbuhkan jiwa-jiwa berontak demi nasip anak cucu diatas negeri kita ini.

Namun semua itu telah berlalu bersama kepergianmu. Bapa, bapa.. Bapaaaaaaa.

Saat kau tak lagi di sini
Aku bagai daun kering yang jatuh dari pohon
Terombang-ambing terbawa angin tampa arah yang jelas

Dekat gunung hidung,
Dua mata air ini selalu mengalir tak henti
AKu mengharapkan kau berada disamping, bercerita dan bercanda bersama, dan memberikan energi tubuh untuk terus melalukan perlawan ini terhadap musuh kita bersama.
Seperti sebelumnya.

Disini, digubuk yang kau tinggalkan guru
Sekertaris kepala suku kamuu di nabire
Kehampaan menghampiri
Rindu engkau.

Karya: Che De Goo
Nabire, 07-05-2018

Posting Komentar

0 Komentar