About Me

header ads

Demokrasi vs Depresi

Oleh, Ricky Sedik)*

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani,yaitu  Demokratia yang terdiri dari dua kata, Demos dan Kratos. Demos berarti, rakyat. Kratos berarti kekuatan, kekuasaan. Demokrasi menurut Abraham Lincoln, suatu sistem pemerintahan yang di rancang rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi menurut harles castello, demokrasi termasuk sistem politik dan sosial yang membatasi kekuasan pemerintahan dengan hukum,demi melindungi hak seluruh warga negara.

Jadi, demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak yang setara dalam  pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka (rakyat). Demokrasi mengijinkan semua warga negaranya berpatisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan pengembangan dan pembuatan hukum.

Demokrasi mencakup kondisi sosial,ekonomi dan memungkinkan adanya kebebasan berpolitik secara bebas dan setara, suatu pemerintahan demokrasi berbeda dengan bentuk pemerintahan yang kekuasan yang di pegang oleh satu orang seperti (monarki), atau sekelompok kecil (oligarki).

sejarah peradaban manusia  menunjukan bahwaDemokrasi merupakan bentuk tata pemerintahan yang terbaik.Ia membuka peluang bagi rakyat untuk mengkoreksi sistem tata pemerintahan yang ada.Membuka peluang bagi terwujutnya keadilan sosial dan kemakmuran bagi rakyat kecil dan tidak hanya bagi segelintir orang,tetapi untuk semua warga negara. Namun demokrasi dengan mudah tergelincir dalam depresi yang akan membunuh demokrasi itu sendiri.

Depresi

Pada awalnya demokrasi lahir dari eksperimen segelintir orang di dalam tata politik di negara Yunani yang dalam proses selanjutnya di adopsi oleh Negara Prancis dan yang membumikan Demokrasi dalam kehidupan modern hari ini adalah Amerika Serikat mereka muak dengan beragam penindasan politik dan ekonomi yang terjadi.pemerintah tak peduli pada kebutuhan rakyat sibuk terus memperkaya diri melalui korupsi. Di luar negeri, pemerintah melakukan dan menjalankan politik konflik, dan bahkan peperangan dengan negara lain demi meraih kekayaan yang lebih besar.

Semua keadan ini menyiksa rakyat yang harus hidup dalam kemiskinan,atau terlibat di dalam perang yang bukan milik mereka.rakyat pun menjadi tak berdaya, karena tekanan ekonomi dan politik yang terus datang tak terbendung.ini yang di sebut dengan keadan depresi kolektif. Pada suatu titik,   depresi yang  terjadi bertahan lagi yang pada titiknya  meletuslah sebuah  revolusi berdarah yang memakan banyak korban, akan tetapi Revolusi menjadi penting untuk membawa suatu perubahan politik untuk mengantikan sebuah sistem yang korup,monarki dan otoriter yang selalu membawa malapetaka bagi mayoritas warga negara dan hanya membawa keuntungan bagi segelintir relasi dekat dalam krononi yang menjadi bagian dari penguasa sistem.

Dari  revolusi tersebut terutama yang terjadi pada abad ke 21, dirakyat yang menjadi pelopor dari perubahan tersebut karena rakyat (mayoritas warga negara) jenuh dan bosan untuk menjadi penonton dan korban akan sebuah sistem yang tidak adil,korup,dan otoriter maka masa rakyat bekerja langsung untuk mewujudkan demokrasi dengan melakukan perlawanan akan sebuah sistem yang cukup lama menyiksa selama 32 tahun secara otoriter dan anti demokrasi.

Dan pengalaman 21 Mei 1998 menjadi saksi akan revolusi yang dipimpin oleh rakyat untuk menuju sebuah sistem yang lebih adil, transpran, Good Governce, dan menjamin kebebasan berepresi, berkumpul dan mengeluarkan pendapat serta ada kebebasan pers. Hal tersebut yang menjadi latar belakang revolusi 21 Mei 1998 untuk menuju era Reformasi yaitu era perubahan dan perbaikan akan semua sistem ketatanegaraan kita yang lebih manusiawai dan lebih demokraktis bagi semua warga negara. Guna mewujudkan demokrasi Pancila yang menjadi spirit, dan roh bagi perjalanan kehidupan NKRI karena spirit pancasila harus dibumikan dari sabang sampai merauke secara adil, demokratis, untuk menjamin kehidupan yang lebih bermartabat ke depan,karena tanpa itu kita akan mengalami hambatan dan cacat dalam merawat Demokrasi di bumi pertiwi ini.

 Sistem Dan Budaya Demokrasi

Pertama,demokrasi adalah sistem pemerintahan,di mana kekuasaan ada pada tangan rakyat dilakukan oleh rakyat dan di gunakan untuk sepenuhnya kepentingan rakyat ( Menurut,Abraham Lincoln). Dalam artian rakyat bukanlah kelompok yang harus dirugikan dan dikesampingkan hak mereka sebagai warga negara , maka  semua rakyat harus di ikut sertakan dalam pembangunan dan ikut serta dalam mewujudkan kehidupan Demokrasi yang baik sesuai dengan spirit demokrasi dan Spirit Pancasila.

Seperti hak-hak kelompok minoritas,hak memperoleh pendidikan yang baik,hak memperoleh kesehatan yang baik,hak memperoleh pekerjaan yang layak, hak memperoleh perlakuan yang sama dimata hukum, hak untuk beribadah,hak memenuhi kelangsungan hidup, hak dalam aktifitas politik, dan hak untuk hidup.

Karena demokrasi menjamin setiap warga untuk memperoleh semua hak yang melekat pada dirinya dan yang sudah menjadi kewajiban dari pemerintah (Negara) untuk menyiapkan agar dapat di akses oleh semua warga negara secara kolektif dan jangan hanya dapat dinikmati oleh segelintir individu atau kelompok warga negara karena kalau sampai segelintir orang, atau individu maka akan melahirkan ketidak adilan.

Oleh sebab itu rezim sangat tidak diperkenangkan untuk membangun suatu dinasti politik, dinasti ekonomi karena pada akhirnya akan menjadi otoriter serta kekuasaan akan berpusat pada segelintir orang dan tercipta ketergantungan yang luar biasa dari warga negara atau akan melahirkan ketimpangan akses bagi semua warga negara  serta juga menjadi momok yang akan menghambat perkembangan dan kemajuan bagi kehidupan kita sebagai sebuah negara/daerah.

Sehingga filsuf  politik Machiveli dari Prancis  membagi sistem menjadi 3 kamar agar saling mengontrol satu sama lain.karena kalau tidak ada pembagian maka akan lahir diktator dan akan sangat tidak demokratis. Oleh sebab itu ada  tiga kekuasaan yakni kekuasan eksekutif, legislatif dan yudikatif. Kekusan eksekutif berada di tangan pemerintahan untuk menjalankan kebijakan,kekuasan dan yudikatif berada di tangan lembaga penegak hukum dan legislatif berada di dalam perwakilan rakyat guna membuat undang-undang untuk dijalankan oleh eksekutif dan mengawasi aktifitas eksekutif dalam menjalankan aktifitasnya untuk melayani masyarakat secara luas.

Depresi Demokrasi

Tak ada yang abadi di bawah langit. Sistem berganti sistem,politisi berganti politisi dan pemimpin berganti pemimpin dan itu semua adalah tuntutan rakyat dan siklus alam yang menghadirkan dinamikanya sendiri dan hal tersebut adalah wajar dalam peradabaan manusia yang selalu menginginkan sesuatu yang baru, dengan terobosan yang baru serta menawarkan gagasan-gagasan yang baru (orisinil)  dan dalam sistem demokrasi menjamin serta memberi hak bagi rakyat untuk menentukan masa depan pemimpin dan memiliki kekuatan untuk mengantarkan setiap kandidat menuju Gedung parlemen baik dari tingkat pusat sampai daerah. 

Dan tak ada yang abadi dalam sebagai sistem sekaligus budaya, demokrasi  mengalami kejayaan kemudian surut menuju kehancuran. Demokrasi lahir dari depresi masyarakat dan berjalan secara perlahan menuju demokrasi berikut nya. biasa nay yang mincul adalah bentuk tirani otoriter yang yang berpijak pada kekuatan militer.

Ada dua hal yang timbul depresi di dalam demokrasi kebebasan warga yang merajalela sehingga menimbulkan konflik di dalam hidp bersama.pada biasa nay kebebasan menciptakn batas-batasnya sendiri yang berpacu pada nalar sehat.namun pada bentuk nya yang ekstrem,kebebsan bisa merusak nilai-nilai kebersamaan, seperti bebas nya pornografi dan melahirkan bentuk radikalisme baru, baik dalam bentuk radikalisme agama dan radikalisme idielogi.

Gagalnya penegak hukum tak mampu membendung kebebasan yang terjadi sehingga timbulnya kekacauan dalam hidup bersama kelompok radikal berkeliaran tanpa terbendung nilai-nilai kebersamaan di rusak tanpa adanya fungsi kontrol dari pemerintahan politik dan ekonomi membusuk dari dalam, sehingga menciptakan rasa ketidak berdayaan di dalam sanubari warga rasa ketidak berdayaan inilah yang merupakan ciri utama depresi, baik pada tingkat pribadi maupun hidup bersama demokrasi jatuh dalam kekacauan akan menciptakn depresi lahir dari depresi, demokrasi bergerak secara perlahan namun pasti ke dalam depresi berikut nya.ketika ini terjadi beragam teori sosial akan menjadi sia-sia. Ini bukan sebuah pesisme,namun belajar untuk menerima kenyataan apa adanya.

Penulis adalah Mahasiswa Universitas Muhamidiyah Sorong, jurusan Teknik Sipil, penulis juga aktivis PMKRI Cab. Sorong

 sumber: www.kabarmapegaa.com

Posting Komentar

0 Komentar