Dogiyai, Jelata News –Jumat Agung yang biasanya dirayakan umat Katholik sedunia merupakan Hari Raya Wafatnya Yesus Kristus. Tahun ini jatuh pada 30 Maret. Pada hari ini, umat Katholik sedunia melakukan Prosesi Jalan Salib. Hal ini dilakukan untuk mengenangkan bagaimana sengsaranya Yesus Kristus saat memikul salib hingga ke Bukit Golgota.
Kerelaan Yesus Kristus dalam memikul salib hingga wafatNya merupakan wujud KasihNya untuk memikul beban dosa umat manusia. Tetapi pada hari ketiga, Ia bangkit dari antara orang mati. Ia telah mengalahkan maut.
Dari pantauan media ini, umat se-dekenat Kamapi menggelar prosesi Jalan Salib di parokinya masing-masing.
Umat Paroki Santa Maria Ratu Rosari Idakebo, Keuskupan Timika merayakan Jumat Agung dengan jalan kaki dalam prosesi jalan salib mulai pukul jam 10 siang dari ujung Kampung Yametadi dan tiba Idakebo jam 1:00 hingga akhir Penyaliban Yesus. Setelah Penyaliban Yesus di Idakebo, pada jam 03:00 dilanjutkan dengan Ibadah bersama umat untuk Penciuman Salib.
Sementara itu, umat Paroki Santa Maria Immaculata Moanemani menggelar perarakan Jalan Salib sejak pagi dari gereja berputar lewat Kampung Ekemanida hingga masuk ke gereja lagi.
Di Paroki Santo Petrus Mauwa, umat Paroki Mauwa melakukan perarakan dari halaman SD YPPK Mauwa menuju gereja Katolik St. Petrus Mauwa sejak jam 3.30 sore dan dilanjutkan dengan penciuman salib.
Hal itu pula dilakukan di beberapa paroki yang ada di dekenat Kamapi karena mereka (umat Katolik) meyakininya sebagai Hari Wafatnya Yesus Kristus, Yang adalah Juru Selamat umat manusia.
Oleh karena itu, Hari Raya Wafatnya Yesus Kristus menjadi sebuah momen yang tepat bagi umat manusia. Yakni momen dimana, manusia diingatkan untuk saling memikul beban yang dirasakan oleh sesama manusia yang lainnya.
Terlebih lagi, manusia dituntut untuk menyadari salah dan dosa dan mengucapkan syukur dan terimakasih atas tanggungan dosa yang dipikul Yesus Kristus sebagai Sang Juruselamat umat manusia.
(Jelatanews/Yes)
0 Komentar