Seorang Mahasiswa Papua, foto, dok, Anton K/KM |
Oleh: Anton Kayame
OPINI, KABARMAPEGAA.Com – Setiap individu generasi penerus bangsa, dengan dilandasi oleh keinginan untuk menata kembali budaya dan filosofi kehidupan, baik dalam sebuah organisasi lingkup sekolah maupun kemasyarakatan, melalui potensi.
Mengusung filosofi hidup benar bukan hal yang mudah. Serangan dari dari filosofi hidup sukses yang di "dakwah"-kan bukan hanya oleh motivator-motivator sukses, tapi juga datang dari mimbar-mimbar teologi sukses agama-agama membuat pertempuran mental yang luar biasa. Beberapa pertanyaan umum yang di lontarkan misalnya adalah apa salahnya hidup sukses, mengapa tidap bisa benar dan sukses, apakah hidup benar membenci hidup sukses, dsb, Pertanyaan-pertanyaan yang secara umum dikelompokkan menjadi dua konstituen: menolak dan menerima filosofi hidup benar tapi dilandasi hidup sukses.
Yang menolak hidup benar dikarenakan mereka sudah sepenuhnya di program untuk sukses. Akibatnya, apapun caranya yang penting sukses. Istilah yang dipakai adalah by all means (dengan segala cara). Yang menerima tapi setengah hati dikarenakan mereka sadar harus hidup benar, tapi tidak bisa dipungkiri mereka ingin hidup sukses juga. Jalan tengah yang dipakai istilah "sukses sejati", "sukses yang barokah", dan istilah-isitilah sukses yang lebih spiritual lainnya.
Napoleon Hill yang diyakini adalah salah satu pemikir kesuksesan terbesar dalam sejarah filosofi hidup sukses dengan buku-bukunya seperti Think and Grow Rich, The Law Of Success, The Master Key of Riches, dll mungkin bisa disebut "Nabi Sukses" pertama di dunia modern yang mereduksi kata sukses menjadi sama artinya dengan kaya, berkuasa, dan berpengaruh.
Kegagalan panjang filosofi hidup sukses tidak membuat filosofi ini meredup. Justru di dunia modern yang serba instan ini pragmatisme, dan hedonisme membuat hidup sukses semakin diminati. Dan sedihnya, belum banyak literatur modern yang berkiblat ke hidup benar untuk melawan arus deras hidup sukses.
Kesuksesan merupakan sesuatu hal yang sudah dianggap berhasil dalam berbagai kegiatan baik kegiatan formal maupun informal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa, sukses adalah berhasil atau beruntung. Peran utama yang dapat ditempuh dalam proses keberhasilah, kesuksesan dan keberuntungan berawal dari bekerja keras kemampuan dan semangat juang.
Hal utama yang membuat keberhasilah, kesuksesan dan keberuntungan gagal adalah kemalasan. Banyak orang menganggap bahwa sukses itu mudah tetapi lawan kata itu sulit. Sekilas contoh misalnya,seseorang menuliskan nama baru dikertas dengan alat tulis(bolpen atau pensil) dan jadinya Prof. Yosep Petege.S.kep M.kes, itu mudah tetapi dalam prosesnya itu banyak tantangan yang harus dilalui baik proses praktis dan teoris.
Beberapa orang yang sudah sukses menyatakan bahwa sukses itu mudah jika semangatnya tinggi dan satu halnya itu takut kepada Tuhan. Maka hal yang dapat diimbangi,kapan akan memulai dengan hal itu agar bisa sukses.
Sebagai seorang maha siswa atau pekerja pastinya punya keinginan untuk tujuannya itu bisa sukses tetapi,ada satu hal yang dapat di cermati yaitu apakah yang saya harus lakukan dari sekarang pastinya dengan akal pemikiran, setelah itu merumuskan rencana dari akal pemikiran itu untuk mencapai dari tujuan itu.
Sukses alasan dia datang ke dunia adalah agar setiap orang memiliki hidup yang berkelimpahan. Bukankah itu yang kamu mau? Hidup yang berkelimpahan! Kesuksesan perlu ditanamkan dengan nilai filosofi suku Mee, yakni; Dou (melihat), Gai (berpikir), dan Ekowai (melakukan atau bertindak).
Di saat lain dia berjanji bahwa bila kita menjadikan ketaatan pada tuhan sebagai prioritas utama, maka semua yang kita perlukan akan disediakan-nya. Tuhanlah sumber sukses kita juga sumber suksesmu.
Oleh sebab itu, kesuksesan menurut saya, yakni; 1) Punya impian dan cita-cita setinggi langit, jangan pernah takut bermimpi. Orang barat bilang, aim for the stars and shoot for the moon, yang artinya: kalo pun kita membidik bintang di langit, paling tidak ketika kita menembak sasaran kita, masih bisa kena setinggi bulan, bukan jatuh ke bumi lagi. 2) Berani bertindak, tentu dengan tanggung jawab. 3) Memiliki jiwa pemimpin. 4) Integritas tinggi.
Penulisan adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Universitas Negeri Manado (UNIMA)
Editor: Frans Pigai
0 Komentar