ke-12 murid Menjadi dasar iman (dok.pribadi) |
Baca: Lukas 9:46-48
"Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka." Lukas 9:46
Siapa yang tak mau menjadi yang terbesar, terhebat, terbaik dan terkenal di bidangnya masing-masing? Semua insan yang ada di dunia ini sangat menginginkan semuanya itu. Maka demi mewujudkan keinginan itu tidak sedikit orang berani menempuh jalan yang sesat alias menghalalkan segala cara: meminta petunjuk kepada paranormal, memakai susuk penglaris, menyuap, berlaku curang, sikut sana sini, atau jegal sana sini. Dunia ini penuh dengan orang yang hatinya penuh siasat dan kecurangan.
Perhatikan prinsip yang diajarkan oleh Tuhan Yesus: "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:26-28). Untuk menjadi yang terbesar justru harus dimulai dari menjadi seorang hamba atau pelayan bagi sesamanya. Dengan kata lain, siapa yang ingin menjadi tuan harus rela menjadi hamba terlebih dahulu. Ini berbicara tentang kerendahan hati! Tuhan sangat menentang orang yang berlaku congkak dan mengasihani orang yang rendah hati (baca Yakobus 4:6). Tuhan tidak pernah melarang kita memiliki impian, harapan atau ambisi yang besar; Tuhan tidak pernah melarang kita memiliki tekad yang kuat untuk menjadi terbesar. Asalkan impian, harapan, ambisi itu dapat menjadi motor penggerak yang dapat mendorong kita untuk maju dan menjadi lebih baik. Tetapi kalau ambisi dan keinginan tersebut mulai mengarah ke negatif dan bertentangan dengan kehendak Tuhan, itu yang patut diwaspadai.
Yang terbesar di pemandangan Tuhan bukanlah mereka yang mempunyai kemampuan luar biasa, tapi mereka yang mau melayani, merendahkan hati, dan mau berkorban bagi Tuhan dan sesama. Berarti menjadi orang yang terbesar sangat ditentukan oleh kualitas hidupnya sendiri. Orang-orang yang hatinya tulus, rendah hati, bersih dan apa adanya dengan Tuhan, seperti seorang anak kecil, itulah yang Tuhan cari.
"Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Matius 23:12
"Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka." Lukas 9:46
Siapa yang tak mau menjadi yang terbesar, terhebat, terbaik dan terkenal di bidangnya masing-masing? Semua insan yang ada di dunia ini sangat menginginkan semuanya itu. Maka demi mewujudkan keinginan itu tidak sedikit orang berani menempuh jalan yang sesat alias menghalalkan segala cara: meminta petunjuk kepada paranormal, memakai susuk penglaris, menyuap, berlaku curang, sikut sana sini, atau jegal sana sini. Dunia ini penuh dengan orang yang hatinya penuh siasat dan kecurangan.
Perhatikan prinsip yang diajarkan oleh Tuhan Yesus: "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:26-28). Untuk menjadi yang terbesar justru harus dimulai dari menjadi seorang hamba atau pelayan bagi sesamanya. Dengan kata lain, siapa yang ingin menjadi tuan harus rela menjadi hamba terlebih dahulu. Ini berbicara tentang kerendahan hati! Tuhan sangat menentang orang yang berlaku congkak dan mengasihani orang yang rendah hati (baca Yakobus 4:6). Tuhan tidak pernah melarang kita memiliki impian, harapan atau ambisi yang besar; Tuhan tidak pernah melarang kita memiliki tekad yang kuat untuk menjadi terbesar. Asalkan impian, harapan, ambisi itu dapat menjadi motor penggerak yang dapat mendorong kita untuk maju dan menjadi lebih baik. Tetapi kalau ambisi dan keinginan tersebut mulai mengarah ke negatif dan bertentangan dengan kehendak Tuhan, itu yang patut diwaspadai.
Yang terbesar di pemandangan Tuhan bukanlah mereka yang mempunyai kemampuan luar biasa, tapi mereka yang mau melayani, merendahkan hati, dan mau berkorban bagi Tuhan dan sesama. Berarti menjadi orang yang terbesar sangat ditentukan oleh kualitas hidupnya sendiri. Orang-orang yang hatinya tulus, rendah hati, bersih dan apa adanya dengan Tuhan, seperti seorang anak kecil, itulah yang Tuhan cari.
"Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Matius 23:12
1 Komentar
YESUS MENGAJAR BAGAIMANA MENJADI YANG TERBESAR?
BalasHapus