About Me

header ads

Jadilah Pemain Di Negerinya



Saat turung  kerja di lapangan  bersama orang tuaku. untuk Kerja fisik, angkat pagar keliling kampung. foto Dock/KM
Oleh: Maii Muyapa

Benarkha! Selalu terjadi pada area pertaruan pertandingan dalam kedua regu, sedang berlangsunkan disitu musti terjadi bahwa “Penonton lebih pintar dari pada pemain”. Sebetulnya adalah pemain mereka main sesuai dengan kemampuan mereka itu sendiri.

Makaitu, jadilah pribadi yang gagah dalam pemain. Karena, ada dasar katanya yang menyatakan mencoba lalu gagal itu luar biasa. Tapi gagal mencoba adalah tolol, dan intimidasi.

Sangat bangga dan selalu menyukai melihat dalam prestasian orang lain atau menonton kelebihan orang sukses. Tetapi, kelebihan dan prestasi yang dimiliki dan diraih dalam kompetensi tertentu oleh pribadinya kurang percaya. Berarti, ternyata kurang percaya diri. Seolah-olahnya pribadi kita belum mempunyai akal budi atau kemampuannya.

Oleh sebab itu, percaya diri lebih duluh dengan apa yang anda miliki baik itu kelebihan, kemampuan dan bakatnya sebelum orang lain mempercayai anda. Maka wibawa dan harga diri menjadi terjual pada sesame manusia.

Kita turung lapangan merebut kekuasaan ketidak netralitas menjadi netralkan dan saya kerja dan saya berkarya diatas negerinya itu bukan karena nepotisme dan egoism tetapi saya kerja bukan karena wibawa dan harga diri keluarga tetapi saya kerja karena  demi perubahan daerah, dan demi kepentingan bersama sesame manusia. 

Pelaku menjadi bergosip kekurang dan ketidakmampuan orang lain. Tetapi, yang telah melekat pada diri pribadi dari kekurangan dan kelemahan telah di abaikan atau menutupi diri. Maka, karakter seperti itu adalah belum tahu tapi pura-pura pintar, sama persis dengan pepatah kata Kuno “tong Kosong Bunyi nyaring. 

Simpulkan dengan topic diatas bahwa muda-mudi papua kita bukan penonton kepada pemain mudi-mudi pendatang itu. Tetapi mari kita sebagai Tuan tanah leluhur negerinya maka harus berkarya diatas Negerinya sendiri dengan ijinkan kearifan kita. 

Jikalau kita ciptakan budaya penonton, Dia bilang kebebasan. Lalu kebebasan itu kapan akan hadir kalau anak putra negerinya lipat tangan dan diam.

Jadi dengan landasan optimis kekuatan mahasiswa bersama kearifan Tuhan berkolar kreatif dalam segala aspek agar anak papua di pandang oleh pihak lain mereka orang papua juga hebat dan mampu membebaskan negerinya sendiri melalui karya-karya kita.

Salom Revolusi

Posting Komentar

0 Komentar