KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis panjatkan kepda Allah Bapa ,Tuhan kita ,Yesus Kristus,karena atas marifat,pengertian dan pengetahuan serta hidaya-hidaya-Nya, maka penulis telah dapat di selesaikan, buku yang berjdul: “DARI HUTAN BERANTARA ATOU PUGI MENUJU ATOU BARU” dalam durasi waktu yang lebih mendukung dan tepat serta singkat.
Sehingga itu, penulis akan mencurahkan dan mencurhatkan tentang Atou dan keadaan Willayah Atou dari Atoupugi. Dan pemeisahkan dan perbedaan sebuah kata Atou dan Atoupugi. Kemudian itu ,dari pemisahan kata ,Atou , menjadi pertanyaan . Dan Pertantanyaannya adalah : kenapa ada kata Atoupugi? Dan Kenapa kata Atou? Sahutnya Atoupugi artinya : Hutang Rimba. Dan sedangkan Atou artinya: Nama sebuah Kampung, yaitu Kampung Atou. Jadi, Atou dan Pugi artinya : Hutan Berantara. Dan yang Atou artinya: Telah membuka Hutan jadi Kampung.
Kemudian dari itu,penulis telah membicarakan lewat tulisan ini,ada bebera hal ,yaitu antara lain:
Letak dan keadaan Kampung Atou; Batas-batas Wilayah dari Atou; Kepadatan kependudukan d an perekonomian, Pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan, serta pertuganang; bagimana kerjasama dengan pemerintah ataou dengan Pemerintah Kabupaten serta Masyarakat Atou; Bagimana Cara penggunaan Dana Desa; Kecapan Kepala Desa Atou terhadap Dana Desa ; Prasasti berupa apresiasi dari pelajar,Mahasiswa Seasal Atou kepada Intelektual serta seluruh warga Kampung Atou; dan Penutup Puisi serta persebahan dari penulis kepada Hutan Rimbah Atou dan Seluruh penghuni Atou.
Maka jelas buku ini bermanfaat bila dimiliki oleh Anda, karena didalamnya memuat penjelasan dan solusi dalam menggali dan memelihara motivasi nilai-nilai hulur budaya serta upcara pesta adat kepemimpinan tradisional yang telah tersebut paragrafh diatas oleh penulis itu.
Semoga apa yang dikerjakan oleh kita untuk kita semua,dan ini mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat Atou pada khususnya dan pada umunya kepentingan bersama bagi para yang pecinta budaya kasih dan dibalas oleh kebaikan yang lebih besar oleh TUHAN Yang Maha Esa. Amin.
Jayapura, 10 Juli ,2017
Penulis
Yulianus Edowai
SARI KATA
Kampung Atou adalah salah satu Kampung yang ada di tengah-tengah Pegunungan Tengah Papua di Indonesia yang paling ujung dan langsung berbatasan dengan sebuah kabupaten yang paling Indah di seluruh Indonesia yang paling ujung, yaitu Kota Kaimana ,yaitu Kota Kaimana adalah Kota senjah Indah .
Kampung Atou,dulu didalamnya telah dibagi wilayah-wilayah adat kecil, diantaranya, : (1) Adaihati,(2) Gekobago,(3) Gopei, (4) Tumiyaikunu, (5)Moudagi, (6) Gawamani,(7) Wodamaida, (8) Iyomouto, (9) Gokeidimi,(10) Dogihauto, (11) Gabemakida,(12) Okehage,(13) Madagi, (14) Tikigeibutu, (15) Maimani,(16) Digihaga,(17) Odehaidimi, dan (18) Mugomani. Pembagian nama-nama wilayah adat terkecil tersebut di atas merupakan termasuk dalam nama Atoupugi bukan dalam nama Atou,sehingga termasuk dalam adminstratif Pemerintahan Desa Putaapa Distrik Mapia Kabupaten Nabire,sejak itu.
Namun sehingga itu, tetapi adanya dinamika perkembangan pemerintahan secara global bermekar,sehingga akhirnya ada pemekaran pemerintahan,baik pemekaran Desa atau Kampung, Distrik atau Kecamatan dan Kota atau Kabupaten serta Provinsi dalam era reformasi Soekarno terbimbing dari decade ke decade sampai pemerintahannya Susilo Bambang Yudiyono hingga terkini searang ini Jokowidodo Presiden Republik Indonesia,sekarang ini. Namun pada puncaknya Papua telah terlahir suatu sistim nasional yaitu Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Undang-Undang Otonomi Khusus bagi Papua dan selain Papua yaitu di Aceh Undang-Undang Quwanium sisitimnya sama dengan Otsus.
Baru kemudian sistim pemerintahan Otonomi dari pemerintah Pusat kepada pemerintah Daerah di beberapa daerah seluruh Indonesia, di antaranya di Papua sehingga itu menjadi regulasi untuk penambahan berbagai pemekaran pemerintahan mulai dari tingkat Desa sampai Provinsi. Dari itulah nama Atoupugi berubah melahirkan nama baru yaitu Atou dari Atoupugi dalam rahim Otonomi Khusus bagi Papua.
Namun sehingga itu ,disini hanya penulis siap akan jelaskan tentang sebuah nama Atou sejak lahirnya sebuah nama Atou hingga saat ini, melalui kegiatan-kegiatan prospek untuk membangun sebuah Kampung dari hutan berantara menjadi Kampung dambaan bagi warganya. Sedangkan sejarah dan terbentuknya Atoupugi sertakan juga lagi 18 (delapan belas ) wilayah adat kecil dari nama Atoupugi dari adminstratif Pemerintahan dibawah naungan Putaapa, soal itu penulis tidak akan membahas pada buku ini tetapi saya akan membahas dan menguaraikan mengenai itu, mimpi penulis pada rencana cetakan buku yang akan datang,barulah penulis akan jelaskan dan muat.
Hanya saja penulis akan tulis disini adalah Pada seputar sebuah nama Atou bukan Atoupugi, disertai dengan pandangan utama dari Kepala Desa Atou Yohanes Nipoto Nokuwo terhadap Warga Kampung Atou untuk membangunnya Kampung Atou dari sumber dana Prospek bahkan sehingga jadi membuka jalan tikus dari Kampung Atoupugi/ (Lama) membuka menuju ke Atou Baru.
Daerah kegiatan secara administratif termasuk kedalam Desa Atou Distrik Mapia Tengah, Kabupaten Dogiyai Provinsi Papua, di Nusantara Indonesia , Daerah prospek, visi utama oleh Bapak Ferdinand Gobai, kini selaku Ketua I DPRD Kabupaten Dogiyai dia pun juga punya visi besar untuk membangun Kabupaten bukan dari Kota Kampung-Kampung tetapi dari Kampung ke Kota,itulah visi utama Gobai.
Namun sehingga itu,akhirnya adanya sinkronisasi,komunikasi, dan kerja samanya, antara Bapak Yohanes Nipoto Nokuwo, kini selaku Kepala Desa Atou, Bapak Ferdinand Gobai, kini selaku Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dogiyai (DPRD), Mudestus Edowai, Paskalis Edowai, Martinus Edowai, dan Yeremias Nipoto Nokuwo serta dengan seluruh warga Kampung Atou, sehingga ada kesatuan dan persatuan untuk membangun dan mewarnai kampong Atou.
Dari seluruh prospek yang ada dipilih lokasi yang sekarang statusnya masih jalan tikus dari perbatasan Kampung Putaapa menuju membuka jalan raya ke pusat Kampung Atou dan dipilih lokasi prospek swadaya untuk pengambilan pasir di jembatan sungai Mapia melewati Kampung Putaapa . Kendaraan yang mereka gunakan disana motor beroda dua , berjumlah 4 buah motor yang dimiliki oleh anak negeri Atou.
Pembangunan membuka jalan tikus menuju menjadi jalan raya dari perbatasan Kampung Putaapa menuju pusat pemerintahan Kampung Atou kira-kira 50 KM. disana menjadi daerah pilihan merupakan salah satu wilayah prospek yang telah dibuka tuhan rimba oleh PT. Swadaya . Memulai tahun sejak pada tanggal 5 Januari sampai dengan bulan Juli 2017, seluas 2,5 x 1,5 km2. Pelebaran jalan dari jalan ke rumah 30 meter, akal John Nipoto Nokuwo selaku Kepala Kampung Atou.
Dengan cara tersebut diharapkan ongkos angkutan , berupa besin, solar, kalau dirusak motor untuk ongkos perbaikan motor perlu dibantu oleh warga masyarakatnya serta Kepala Kampung. Sistim pengolahan pasir dan semen secara sederhana (amalgamasi) di daerah penyelidikan bisa dilakukan mengingat kadar pasir dalam batuan relatif tinggi.
Jayapura,20 Juli 2017
BAB I.
KAMPUNG ATOU
A. LETAK DAN BATAS-BATASNYA
Atou terletak di bagian Timur dari Benua Australia menghadapi ke Samudera Pasifik. Selain itu Atou terletak di bagian Utara Benua Asia Menghadapi ke Samudera Hindia. Atou disebelah selatan berbatasan dengan Mimika Barat Jauh Kokenau,Kapiraya,Wotai,Digihou, Bidau dan langsung berbatasan dengan Distrik Unito Admintratif Pemerintahan Dogiyai. Atou disebelah tenggara berbatasan dengan Ihago, Atou bagian barat berbatasan dengan Modio, Yegoukotu, Abouyaga , Atou sebelah Utara berbatasan dengan Putaapa, dan Diyeugi, dan Atou sebelah Timur berbatasan dengan Pona, dan ditengahnya Sungai Mapia.
1.1.Letak Kampung Atou
Orang sering menyebut Atoupugi dengan maksud “ Hutan Berantara” dan Atou dengan maksud telah membuka Hutan Berantara “Jadi Satu Adminstratif Pemerintahan Kampung ” yang jelasnya begitu demikian . Kadang-kadang menyebut “Atou” saja,baik untuk menyebut Hutan Berantara Atoupugi maupun untuk menyebut salah satu pemerintahan terkecil yaitu Kampung Atou,padahal Atoupugi dan Atou keduanya berbeda. Maka Pemerintah Kampung Atou berada di Pemerintahan Kecamatan atau Distrik Mapia Tengah dan Pemerintah Kabupaten Dogiyai dan termasuk pemerintahan Negara adalah Negara Indonesia.
Dengan luas wilayah Kampung Atou 1.400 Ha serta Suhu udara rata-rata 20 o Celcius dan suhu minimum 30o Celsius serta curah hujan rata-rata dalam setahun 227 -387 mm dalam 5 (lima) tahun sekali dengan kelembapan udara 194 % serta ketinggian dari permukaan laut pada interval 1.284 Meter.
Penyebutan Atoupugi sebaiknya jelas,untuk pemerintahan Adminstrasi Atou akan disebut secara lengkap,sedangkan jika dijumpai sebuah kata Atou saja atau Admintratif Pemerintahan Kampung Atou maka yang dimaksud adalah Kampung Atou.
1.2. Pemisahan Arti Kata Atou dan Atou Pugi.
Nama Kampung “Atou” sebutannya hampir sama dengan sebuah kata “Atau” tetapi itu bukan kawan. “Atou” dan “Atau” semirip tetapi “Atou” adalah Nama Kampung dan sedangkan “Atau” adalah sebuah kata bahasa penghubung. Selain itu ada juga “Atoupugi” dipisahkan menjadi dua arti kata ,yaitu : “Atou” adalah : Nama Kampung.” dan sedangkan “Pugi” artinya : Hutang Berantara atau Hutan Rimbah bagian dari pada Hutang Tropis yang hebat.” Jadi ,Arti kata dalam totok bahasa Warga Mee Atou tentang sebuah kata “ Atou”pada artian dalam totok Bahasa Mee adalah Natou. Di harfiahkan secara logika pendidikan adalah tempat persinggahan bagi seluruh umat manusia.
1.3.Batas-Batas Wilayah Atou
Admintratif Pemerintahan Kampung Atou di bagi menjadi 8 (delapan) wilayah baik misi maupun admintratif Pemerintahan, 4 (empat) wilayah besar dalam geografi diposisi arah mata angin , yaitu:
a. Kelompok Gabemakida,dan Kelompok Digiyaga, terletak pada Atou bagian Timur,
b. Wodamaida,Iyomouto,dan Kopiepa ,terletak pada Atou di bagian Selatan,
c. Domoweta dan Atoudimi terletak pada Atou Bagian Barat,dan
d. Dagomakotu,terletak pada Atou di bagian Utara.
Empat (4) wilayah besar,yaitu :
1. Utara,
2. Selatan
3. Barat dan
4. Timur
B. KEADAAN ALAM
Alam dan Atou memiliki luas kurang lebih 12.370 Km2 terdiri dari 4 (empat) gunung besar dan 1( satu) Pegunungan, dan 3 tiga buah sungai. Empat (4) Gunung terbesar adalah Gunung Kepou, Gunung Moyago,Gunung Dogiyai dan Gunung Tiho,serta Pegunungan Weilands Kobouge di Pegunungan Tengah Papua, di Indonesia. Wilayah Atou berhutan Kaki Gunung , Tanah Pertanian, Peternakan, Peternakan dan Pertukanang sangat komplesks tetapi sempit sehingga untuk memenuhi kebutuhan produksinya harus dilakukan intensifikasi pertanian, perikanan, da perkebunan .
Gunung-gunung yang di apit di Atou termasuk rangkaian dari pegunungan Welands Tengah Papua dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia di kelilingi Pulau Papua di Indonesia. Atou sering di landa gempa bumi, oleh karena itu rumahnya terbuat dari kayu dan dibuat tahan goncangan. Gunung yang tertinggi di Atou adalah Gunung Kepou , (kurang lebih 1.249 m) dan puncaknya selalu tertutup salju.
Wilayah Atou yang berhutan Gunung menyakibatkan aliran sungainya yang deras, sungai yaitu sungai Pagoo, dan Sungai Pouu dan Sungai Mapia sehingga wacananya di manfaatkan untuk PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) selain itu PAM (Perusahaan Air Minum). Ibu kota Kampung Atoupugi adalah Atou terletak adminstratif Pemerintahan Distrik Mapia Tengah Kabupaten Dogiyai Provinsi Papua Negara Indonesia. Kepala Kampung Atou adalah Bapak Yohanes Nipoto Nokuwo yang dipercayai sebagai Bapak membangun Kampung yang sukses . Sistim pemerintahan Kampung Atou adalah berdaulat Demokrasi. Dan Pemerintahan Kampung Atou di pimpin oleh seorang yang bernama Bapak Yohanes Nipoto Nokuwo ,serta lagu yang menarik di Atou adalah Komauga.
A. PENDUDUK DAN PEREKONOMIAN
1.3.1. Penduduk Atou
Pada tahun 1962 penduduk Atou berjumlah berjumlah kurang lebihnya 86 jiwa,dan kemudian pada tahun 1967 bertambah penduduk Atou berjumlah 97 Jiwa. Sehingga naik sampai pada tahun 2000,lanjutkan sampai dengan pada 2016 kepadatan penduduk Atou naik bertambah menjadi 2. 645 jiwa . Karena adanya sistim KPU (Komisi Pemilihan Umum) di Indonesia maka penambahan penduduk 1000 jiwa lagi ,jadi berjumlah seluruh 2.645+ 1000 = 3. 645 jiwa. Agama yang di anut warga penduduk Atou adalah mayoritas beragama Kristen Khatolik. Bahasa resmi yang di gunakan adalah bahasa Indonesia dan bahasa Asli bagi Warga masyarakat Atou adalah Berbahasa Mee Mapia. Mata Uangnya adalah Rp (Rupiah) dengan berlambang “Rp”.
1.3.2. Marga Warga Penduduk Atou
1. Marga
Marga yang menetap yang ada di Atou adalah sebagai berikut: Boga, Degei, Nokuwo, Edowai, Ganou, Pugiye, Dudai, Pinibo, Mayaga, Kayame, dan Gabou.
2. Jumlah Penduduk Secara Adminstratif
Sebagaimana di ketahui bahwa jumlah penduduk yang berdomosili atau berada di Kampung Atou sebagian besar berstatus rata-rata petani, Kampung Atou penduduknya berasal dari berbagai etnis dan berbagai suku yang ada, jadi penduduk yang ada di sana berasal dari beberapa suku,diantaranya,yaitu penulis akan jelaskan pada table berikut ini:
Jumlah Penduduk menurut Marga dan Suku
No. | Suku | Tingkatan Generasi | Jenis Kelamin | Jumlah | |
Laki-laki | Perempuan | ||||
1. | Mee | Remaja | 67 | 83 | 150 |
2. | Mee | Dewasa | 125 | 145 | 270 |
3. | Mee | Janda dan duda | 33 | 23 | 56 |
4. | Dani,Moni,Damal | Papua Pendatang | …………. | …………. | …… |
5. | Asing | Non Proto Papua | …………. | …………… | …… |
Jumlah | 225 | 251 | 476 |
Sumber data : Kanor Kampung Atou 2015/2016
Data Penduduk tersebut di atas ,penulis masih belum tulis bagi para intelektual dan yang sedang berpendidikan. Bila kesempatang yang akan datang, waktu yang mendukung dan tenaga yang sehat, sehingga itu berarti penulis siap ingin akan terbitkan buku lagi, akan pada itulah penulis akan deskripsikan secara detail serta yang masih kurang pada buku ini.
BAB II
EKONOMI KAMPUNG ATOU
A. NILAI EKONOMI ATOU PADA P-5
Nilai luhur Ekonomi pada Warga Masyarakat Atou merupakan Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Pertugangan, selanjutnya disingkat menjadi (P-5).
Pada konteks Ekonomi tersebut di atas penulis akan berpapasan dalam 5 (lima) kategori secara garis besar sebagai berikut ini:
2.1.1. Pertanian
Hasil pertanian dan perkebunan , berupa Bawang Merah,Bawang Putih, Kopi Arabika ,Keledei, Kacang Tanah ,Kentang ,Pepaya,serta kacang-kacangan lain serta multi sayur-sayuran dan buah-buahannya yang bervitan bergizi tinggi.
Pertanian ini pun juga salah satu sumber pendapatan atau sumber usaha bagi seluruh warga Kampung Atou ,dalam konteks ini tanaman pertanian yang favorit bagi warga di sana adalah Kopi arabika,Jeruk Nipis,Jeruk manis, Kacang Tanah, dan Kacang-kacangan,serta Sayur-sayuran seperti Koor, Sesauwi, dan sayur-sayuran yang lain. Nama-nama yang termasuk dalam golongan pertanian adalah diantara,: Markus Degei di Bagou,dan Kornelius Degei di Digiyaga, dan lain sebagainya. Kebun Kopi Arabika Mapia Tengah di Atou
1.1.1. Perkebunan
Perkebunan Kebun berupa ,Ubi, Keladi Klasik, Keladi menado, Petatas, Ubi Jalar, Jagung, Kebun Buah Merah, ada yang berjenis berwarna merah dan yang lain berjenis bewarna Kunging. Pekebunan dan pertanian agak hampir sama karena jenis tanaman yang perlu ditanam baik pertanian maupun perkebunan di sana adalah sosok tempatnya.
Namun demikian itu, penulis tidak perlu terterakan gambar dan foto tenntang Kebun dan,bila perlu anda memaklumi dan mengerti makna dan tujuan dari pada perkebunan dan pertanian ,terang bahwa untuk mempertahankan seluruh hayad hidupnya. Di sini penulis diperjelaskan bahwa untuk mempertahankan seluruh taraf hidup bagi manusia selaras dengan makanan dan cara hidup favoritnya masing-masing.
Perkebunan tersebut seluruh warga kampong Atou adalah rata-rata bertani, berkebun, dan berburu,sehingga Edowai Yulianus tidak perlu sertakan Gambar tentang Kebun disini.
1.1.2. Perikanan
Perikanan berupa Kolam Ikan Mas,Mujaer,Ikan lele dan Kolam Itik dan Bebek ,dan sebagian warga penduduk Atou yang kini dihuni pada interval laut di wilayah selatan Atou , kebanyakakan menjadi pengangkap ikan terbanyak disana. Pada perikanan ini sangat di identity di daerah Atou pada khususnya dan pada umumnya di wilayah Mapia Tengeh serta seluruh pelosok Papua, dalam hal perikan air tawar.
Di Kampung Atou yang telah terlibat dalam perikanan adalah nama-nama di antaranya: Mamfred Degei, di Atoudimi ,Pius Tekege di Bagou, David Boga di Wodamaida, dan Kansius Boga di Wodamaida,dan yang lainnya yang ada di Atou.1.1.1. Peternakan
Peternakan sepertinya berkaki 4 (empat) misalnya ,: Babi,Anjing ,dan Sapi, dan berkaki 2 (dua) misalnya Ayam Kampung, Ayam Potong, Bebek ,dan Itik serta
Seluruh makanan,sayur-sayuran serta buah-buahan yang telah tercacat dalam buku ini merupakan makan favorit bagi seluruh lapisan warga masyarakat Kampung Atou .Di Kampung Atou ,pada konteks ini,yang sosok menjadi mata pencaharian bagi seluruh lampisan masyarakat Atou adalah Babi, Kacang Tanah, Kopi Arabika, Buah Merah, dan hasil buruan. Selain itu, merajut bermulti motif Noken,serta menyangam koba-koba atau paying yang terbuat dari menurut cara dan isti adat Mee Atou.
1.1.1.Pertuganang
Pertuganang sepertinya Tugang sensor kayu, Tugang bangunan baik bangunan rumah hidup atau tempat tinggal ,Jembatan, Gedung Gereja, Gedung Postu dan Gedung Sekolah serta bangunan-bangunan Negara, misalnya Gedung Kantor Distrik,Gedung pemerintahan yang lain yang ada wilayah Dogiyai.
Pada konteks tersebut mengenai Pertugangan ,ada banyak orang telah menjadi tugang sensor,tugang bangungan, sehingga akhirnya mereka mampu membangung kampungnya dengan kekuatan asli tenaga warga Kampung nya sendiri,pada khususnya di Atou dan secara umumnya di seluruh wilayah Papua.
Namun dari pada itu, kini di Kampung Penulis terhadap tentang bangungan tidak perluh cari tenaga kerja lain di luar dari Kabupaten Dogiyai. Tetapi sayangnya alat dan bahan-bahan bangungan untuk membangun Kampung menuju distrik.
Selain Ekonomi itu potensi alam yang termisteri dalam perut tanah admintratif pemerintahan Atou terhadap potensi alam diantaranya adalah emas,perak,tembaga,timah,batu bara,serta material yang lain.
A. KERJA SAMA DENGAN PEMERINTAH
Hubungan Indonesia dengan Pemerintah luar cukup baik. Sehingga hubungan kerjasama Papua dengan Indonesia pun juga cukup baik perspektif adminstrasi pemerintahan pada roda pemerintahannya. Sehingga Pemerintah Dogiyai dengan Pemerintah Provinsi Papua serta sentraliassinya juga pula demikian baik.
Namun padanya itu, sehingga Pemerintahan Desa Atou,pada konteks itu Bapak Yohanes Nipoto Nokuwo kini selaku Kepala Kampung Atou ,beliau mampu berjuang bahkan sampai Distrik serta Kabupaten bahkan sampai Provinsi dan juga tingkat Pusat kendati tamatan dari Tingkat Sekolah Mengenah Pertama (SMP).
Selain itu juga, beliau Bapak Kepala Desa Atou,Yohanes Nipoto Nokuwo,dia punya integritasnya sangat tinggi sehingga dia mampu mengatur sistematika tentang hubungan kerjasamanya. Di lihat dalam konteks hubungan kerjasamanya ,baik antara pimpinan Kampung Atou serta jajarannya dalam pemerintahan Atou maupun antara seluruh tokoh-tokoh masyarakat Atou serta anggota masyarakat Atou .
Ini suatu nilai yang sangat mengonjol dalam konteks ini adalah singkronisasinya,dan komunikasinya,sehingga tercipta kesatuan dan persatuan dalam membangun mewarnai Kampung Atou.
BAB III.
PENGGUNAAN DANA PROSPEK
A. KECAKAPAN PENGGUNAAN DANA DESA OLEH KEPALA DESA ATOU
Yohanes Nipoto Nokuwo,selaku Kepala Kampung Atou ,beliau biarpun tamatan dari Sekolah Menengah Pertama alias SMP tetapi tetap membangun Kampung Atou dengan bijak. Kinerja dan integritas dari pada Bapak John Nipoto Nokuwo,kini dilihat dari biji mata pelajar mahasiswa seasal Kampung Atou kepada nya Bapak John Nipoto Nokuwo tak bisa di bandingkan dengan kepala desa-kepala desa yang lain yang ada di Meewodide Papua.
Kepala-kepala desa yang lain juga bukan dimaksudkan tidak punya kemampuannya,dan integritasnya tetapi dalam konteks tersebut beliau telah membuka jalan tikus dengan jenius. Foto tentang membukanya jalan tikus,disini penulis siap ingin cantumkan pada episode yang akan datang.A. PENGGUNAAN DANA DESA KEPADA MASYARAKAT OLEH KEPALA DESA
Bapak Kelapa Desa,
berpapasan dengan Masyarakatnya
untuk visi ke depan/dot.came .com.2016.
Atou- Karena rakyat,karena Pemerintah maka Saya selaku pimpinan Kampung Atou dan Masyarakat Atou sehingga saya hadir disini Statusnya sebagai Kepala Desa. Memang kenyataannya saya telah datang lahir dari rahimnya Nikai Gaboubo itu tetap dan lahiriah, tetapi pada konteks status pemerintahannya, saya telah lahir datang dari harim seluruh rakyat Atou pada rilisan itu, sehingga saya atas nama Yohanes Nipoto Nokuwo patut di sebut sebagai Bapak Kepala Desa Atou di Kampung Atou di Distrik Mapia Tengah Kabupaten Dogiyai Provinsi Papua Negara Indonesia.
Namun hakekatnya itu, maka saya telah terpilih , terlahir, dan datang sebagai Kepala Desa, bukan karena kepintaran dan kehebatan saya tetapi atas seluruh dukungan , baik doa, dan doa reztu, kekuatan dan tenaga serta dorongan dan motivasi dari seluruh rakyatku Atou sehingga saya layak dipanggil sebagai Kepala Desa.
Sebab itu, saya atas nama kepala Desa tidak mampu untuk membangun,dan membangkitkan serta mensejahterakan serta hidup mandiri buat Atou dan rakyat Atou serta di Bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi dan segala aspek Pembangungan yang esensi bagi kita Atou dari sumber dana prospek ini. Sehingga itu, saya mengajak kepada seluruh warga Kampung Atou,mari kita bersatu bergandeng tangan membangun Kampung kita, Halaman Atou ,yang berada pada di tengah-tengah hutan berantara serta dilimuti oleh salju putih setiap senjah sore, untuk kita agar demi kelak hari yang menciptakan akan permai pesona.
Pada prinsipnya, dari sisi nilai-nilai kesatuan dan persatuan itu,janganlah kita abaikan, lalaihkan, dan deletkan dari agenda kebersamaan kita. Agar pada hakekatnya untuk menjaga nilai-nilai kode etik kebersamaan pada Kampung untuk selebih dari itu,mari kita mencipakan nilai-nilai keloyalitasa, kesetiaan, Kecakapan, nilai religious, supaya keharmonisan akan tercipta dengan esensi bagi banyak orang.
Pada konteks ini, saya juga tak lupakan kepada seluruh rangkaian efouriah dan semangat baik dari rakyatku sendiri, maupun kelompok pengari , yaitu diantaranya Yuliana Edowai Bepa, Gaboubo Gabou, Thresia Nokuwo, Didima Degei, Agustina Degei, Agnes Pinibo, dan Sovia Edowai (alam),Martina Edowai serta yang lainnya yang saya cintai.
Saya selaku kepala Desa, saya juga tidak mau diam dan lipat tangat tinggal,t etapi saya pun bergerak untuk membuka 8 (delapan ) buah Buku Tabungan alias Regening pada 8 (delapan) kelompok atau 8 (delapan) wilayah adat terkecil di Kampung Atou,itulah kerinduan dan animo hatiku.
Hai seluruh rakyatku,kerinduanku ,pasti ada yang sama dengan kerinduan hati Nokuwo, dan sebab itu ,kerinduan kita adalah satu dan sama ,tetapi kata orang ,sebutan nama uang itu sangat teramat ringan tetapi cari uang itu sangat teramat sulit jika kita tidak paku dan fokus pada perkebunan dan pertanian,dan peternakan dan perikanan serta pertugangan,bahkan mata pencaharian sehari-hari kita, itu menjadi minat dan bakat kita, sehingga saya harap kita fokus pada itu supaya bisa dapat hidup mndiri dan sejahtera untuk Atou besok hari. Itulah mimpian dan harapan kita bersama sehingga itu, fokuskan dalam kerja anda untuk mengambung pada masing-masing 8 ( delapan ) Buku Tabungan yang sebagaimana saya telah sediakan agar untuk dengan kepentingan bersama .
3.2.2. Tujuan dan Kerinduan Buku Tabanas
Tujuan dari pada program yang saya telah programkan mengenai 8 (delapan) buah Regining atau Buku Tabungan atau Buku Tabanas yang saya telah jatuhkan pada 8 (delapan) buah tangan perwakilan dari seluruh rakyat Atou pada masing-masing perwakilan dari 8 (delapan) kelompok .Supaya sumber dana dari 8 (delapan) buah Buku Tabanas untuk memupuk,memelihara,dan mnjaga sampai memprioritas utama pada kolidor Pendidikan Pendidikan, dan Pendidikan Kesehatan, bahkan kepentingan-kepentingan umum lainnya, bisa menggunakan dari dana tersebut.
Jadi sebuah kata memelihara dan merawat dimaknai sebagai bibit sehingga harapnya memupuk dia dengan sepenuh hati,supaya dia bertumbuh dan bermekar sampai dewasa pada detik-detik Atou kemudian hari yang lebih bahagia. Berbebernya.BAB IV.
PRASASTI BERUPA APRESIASI OLEH PELAJAR MAHASISWA KEPADA SELURUH
WARGA ATOU
A. APERSIASI DARI MAHASISWA KEPADA INTELEKTUAL ATOU
Kami seluruh pelajar dan Mahasiswa se asal Atou kami datang berpapasan melalui teks ini pada buku yang berjudul : “ Dari Hutan Berantara, Atoupugi Menuju Atou Baru.” yang kakak kami dan adik kami saudara Yulianus Edowai yang sebagaimana terbitkan buku ini menjadi sebuah prasasti berharga dari kami seluruh pelajar dan mahasiswa kepada para seluruh intelektual, yang ada di Atou.
Selain dari itu juga ,Para tokoh-tokoh dan seluruh masyarakat Atou, dan bahkan para pemerintah Kampung Atou, serta Para pihak pendidikan dan kesehatan , dan juga para pihak gereja yang ada di Atou , dari kami sangat termat salut kepada kalian semua.
Namu hanya itu, tetapi juga bahkan yang lain dari yang tersebut ,diantaranya , leluhur dan tuan tanah yang tak kelihatan di mata kami,terutama Allah Alam Segala Semesta,Pencipta Langit dan Bumi,terutama Bumi Atou yang telah terkarya dengan 10 (selupuh) buah jari tangan yang begitu authority kepada kami , sehingga kami dengan hati yang begitu bereuforiah yang tak terhingga memuji dan memmuja selamanya,buku ini.
Selanjutnya, seluruh pengorbangan energy atau tenaga, waktu atau durasi, Kesakitan dan penderitaan, segala multi duka dan tawa,dan susah dan payah serta betah dan lenyah, semua telah dibiarkan demi pada prinsipnya untuk mewujudkan mengukseskan segala aspek pembangunan Kampung Atou harapan untuk esok harinya segala sedih berubah menjadi suka cita dan gembira serta pesona puncaknya Atou bahagia detik-detik episode berikut.
B. DARI SUMBER DANA DESA TELAH MEMBUKA JALAN TIKUS
Dari sumber dana desa telah membuka jalan tikus sehingga jalan tikus berubah menjadi jalan raya pada akhir-akhir ini. Melalui jalan tikus dari Tigikeibutu-Gabemakida menuju ke Putaapa dengan jalan kaki dan pada wajah Penulis dihiasi dengan air keringat dicampuri dengan air mata ,lalu tiba di Putaapa untuk mengekungi dan belajar sekolah dengan tujuan untuk meraih cita-cita ke depan bagi Yulianus Edowai dan adik-adik yang ada dibelakangnya Yulianus.
Pada jalan tikus ini, tembus tempuh dari Atou ke Putaapa dan dari Putaapa ke Atou di tengah-tengahnya makan berjam-jam sampai tiba pada tujuannya.
Wah, ada hikayat yang sangat menarik dari Nenekku Yuliana Bepa Edowai dan Tetekku Mehawigi Boga serta Nenekku Katarina Edowai bahwa ,coba bayangkan dari Adaiyati, Gekobago, Gopei, Mokuto, Moudagi, Tumiyaikunu, Gawani, Wodamaida, Gabemakida, Iyomouto, Bagou, Temokiya, Owadimi, Kotugiya, Tigikeibutu, Maimani, Odeyaidimi, Ogeyage, Digiyaga, dan Gokeidimi, kami dahulu itu menuju ke putaapa sepanjang jalan itu,dari tempat-tempat tersebut ke Putaapa ada yang satu malam dua hari,dan ada yang dua malam tiga kemudian itu kami bisa sampai di Putaapa.
Tetapi sekarang dunia semakin hari semakin menyepit, dan juga segala lamaran-lamaran yang di lamarkan oleh pemalar dahulu semasa sejak kami kecil mulai menggenapi, bahkan sampai hal-hal keanehan yang belum terjadi pada semasa kami waktu kecil sekarang telah dan mulai terjadi sehingga menempuh dengan berjalan kaki dari beberapa nama-nama tempat tersebut menuju ke Putaapa bisa sampai dalam 1 (satu) jam saja durasi waktunya, maka generasi kamu seterusnya santei,tetapi sangat luwes dan parah hidupnya.
C. KONDISI JALAN DAN HUTAN ATOU SEJAK DAHULU KALAH
Hutan rimbah yang di campuri dengan salju yang begitu hebat kedingingannya,dan pada keadaannya hutan berantara sepertinya pada foto di bawah ini.
Hutan berantara bagian dari pada Hutan Tropis di tengah pegunungan Papua di Negeri Dogiyai di Distrik Mapia Tengah Kampung Atou. Daerah Hutan Tropis yang sangat tidak bisa di jangkau oleh banyak warga masyarakat public tetapi Akal dan marifat yang di berikan Oleh Allah kepada salah satu Tokoh , yaitu Bapak Kansius Boga.
Dia telah mengatur barisannya dengan kolega-koleganya ,diantaranya ,yaitu : Matias Edowai, Damianus Edowai,Kansius Boga,Daniel Nokuwo,Esebius Edowai, Yopi Edowai, Marius Edowai,Mudestus Nokuwo,Kasimerius Nokuwo, Linus Edowai,Kaspar Edowai ,Lukas Pinibo, Yermias Pinibo,serta Yosep Edowai, Xaverius Ganou, dan Laurensius Pugiye.
Kemudian memuka hutan Atoupugi yang pertama dipimpin oleh Bapak Kansius Boga dengan akal yang sanubari dan marifat yang tajam merentes di wilayah hutan gunung Atoupugi dari ujung ke ujung Atou. Dengan tujuan suci dari Bapak Kansius Boga dari Putaapa akalnya berjalan keliling di sepanjang Gunung Hutan Atoupugi dengan mewujudkan dengan sebuah organisasi baru dari sistim pemerintahannya Putaapa.
Pada sebuah organisasi itu telah terdiri dari 12 (dua belas) orang , yang terbagi dalam tersistematis dan terstruktur, yaitu : Ketua,Wakil Ketua, Skretaris, dan Sekretaris I dan Bendahara ,dan Bendahara I, Keamanan 3 orang, bagian kerohanian 3 orang , yaitu Yohanes Nipoto Nokuwo, David Boga, dan Yoseph Edowai ,mereka menadi Katagis/Pewarta penetap di Atoupugi. Pada masa itu beribadahnya di dalam rumah daun Sayur Paku atau dalam bahasa latin daun(Spora) menjadi penutup menutupi atap pada rumah Ibadah.
Namun dari pada itu, kekuatan 12 (dua belas) orang serta seluruh dukungan doa reztu oleh seluruh warga kampong Atou serta para pihak masyarakat yang lain maka sehingga akhirnya telah terbuka jalan raya sikop dari jalan tikus di tengah-tengah hutan berantara yang begitu hebat.
Dari jalan tikus telah membuka hutan rimbah yang begitu hebat dan membangunnya Kampung di tengah-tengah hutan berantara oleh beberpa tokoh-tokoh dan di bawah pimpinannya Bapak Linus Edowai serta Bapak Kansius Boga ,keduan menjadi pioner Kampung Atou. Kemudian itu, di lanjuti di banging oleh Bapak Yohanes Nokuwo penggatinya kedua beliau tersbeut di atas. Dari gambar mengenai jalan raya skop ini,pada hakekatnya dari wajah hutan berantara Kampung Atoupugi ,sekarang melalui lirisan pada potoh tersebut di atas ini berubah wajah di tengah-tengah hutan Atou. Jalan ini menuju ke Kampung Atou di tengah-tengah hutan telah didirikan rumah-rumah bertap Seng dari beratap dedaunan daun pandang. Penulis siap ingin terilustrasikan pada wajah wacana sebagian Kampung Atou, sebagai berikut ini.
Sehingga itu,Anda dan saya sebagai pemerhati dan perenung bukan pekritik tentang kondisi dan keadaan Alam dan hutan berantara yang tidak bisa dijauh dahulu kala tetapi sekarang,generasi bapak-mama penulis ini, dari tidak bisa dijangkau menjadi bisa jadi jangkau.
Pada sejak tahun 2004 sewaktu dipimpi oleh bapak Linus Edowai bersama Bapak Kansius Boga beliau berdua telah menjadi selaku Kepala Desa dan Skretaris Desa. Beliau berdua telah terpimpin Kurang lebihnya 20 (dua puluh )Tahun lamanya ,masa baktinya pada konteks adminstratif pemerintahan di tingkat Kampung atau Desa. Selama itu telah membangun pembanguan pada Pendidikan di bidang pendidikan ,pendidikan Kesehatan,dan membangunya gedung gereja Katolik tetapi sisanya dari pada gedung gereja masih belum diselesaiakan di karenakan hanya karena satu dan banyak hal.
Selanjutnya sisa program yang diprogramkan oleh Bapak Linus Edowai dan Bapak Kansius Boga mengenai Gedung gereja itu,telah dilanjutkan oleh Kepala Desa baru,yaitu Bapak Yohanes Nipoto Nokuwo,yang terkini menjadi Kepala Kampung Atou. Dan juga Bapak Yohanes Nipoto Nokuwo,dia dulu pernah menjadi pewarta pertama di Kampung Atou,dalam tugas pelayanan religiusnya yang sangat esensi bagi seluruh umat atau jemaat Kampung Atou.
Selain itu,Pembangunan jalan dari berbapatan Pemerintah Putaapa menuju ke Kampung Atou ,begitu panjangnya 25 kilo meter dari perbatasan Pemerintah Kampung Putaapa ke Pemerintah Kampung Atou jadi berhasil dengan baik. Namun,pada itu,di bangun pada orde pemerintahannya bapak Yohanes Nipoto Nokuwo di bidang pemerintahan Kampung yang terpimpin dengan penuh semangat dan suport.A. KEADAAN HUTAN ATOU DAHULU DENGAN SALJU
Hutan Atou pertama penuh dengan s alju, dan awan yang tebal dan awan yang bercampur dengan hujan krimisi, serta kedingingan yang begitu tinggi bagaikan , ketika seseorang tangannya kasih masukan dalam kotak Es. Suhu udara rata-rata 20 o Celcius dan suhu minimum 30o Celsius serta curah hujan rata-rata dalam setahun 227 -387 mm dalam 5 (lima) tahun sekali dengan kelembapan udara 194 % serta ketinggian dari permukaan laut pada interval 1.284 Meter
YULIANUS EDOWAI BERPAPASAN PADA LIRISAN INI.
Hutan Atou pertama penuh dengan s alju, dan awan yang tebal dan awan yang bercampur dengan hujan krimisi, serta kedingingan yang begitu tinggi bagaikan , ketika seseorang tangannya kasih masukan dalam kotak Es. Suhu udara rata-rata 20 o Celcius dan suhu minimum 30o Celsius serta curah hujan rata-rata dalam setahun 227 -387 mm dalam 5 (lima) tahun sekali dengan kelembapan udara 194 % serta ketinggian dari permukaan laut pada interval 1.284 Meter
YULIANUS EDOWAI BERPAPASAN PADA LIRISAN INI.
0 Komentar