JAYAPURA, KABARMAPEGAA.com– Sekertaris Pansus Hukum dan Ham Majelis Rakyat Papua (MRP), Pdt. Nikolaus Degei, S.Th menegaskan, senjata sebagai alat Negara yang bertujuan untuk menjaga keutuhan, pancasila dan wibawah Negara Republik Indonesia (RI). Maka, senjata tidak harus dipergunakan sembarangan, apalagi membunuh ciptaan Tuhan.
“Jangan mempergunakan alat Negara hanya sebatas kepentingan makan dan minum sehari. Karena alat Negara hanya bisa dimanfaatkan untuk menjaga keutuhan Negara,” kata Degei Kepada kabarmapegaa.com di kantor Pokja Adat MRP, Abepura, Senin (23/4).
Kata dia, penembakan yang terjadi di Kabupaten Dogiyai beberapa hari lalu dan tabrakan lari yang terus meningkat adalah kekejaman yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab yang bertujuan untuk kepentingan tertentu.
“Siapa yang menggunakan senjata lalu menembak, mereka disebut kriminal dan pengacau Negara,” ungkapnya.
Padahal, kehidupan dan aktivitas masyarakat di Kabupaten Dogiyai berjalan dengan baik dan kehidupan mereka terbangun dengan suka cita antara masyarakat Asli dan pendatang. Namun, peristiwa penembakan terus terjadi. Ada apa dengan Dogiyai?
“Yang membuat keributan, pembunuhan dan kekerasan lainnya harus mempunyai konsekuensi yang jelas kepada pelaku-pelaku kejahatan di Kabupaten Dogiyai,” ungkap Degei yang juga Anggota MRP Utusan gereja Kingmi di tanah Papua itu.
Hal serupa juga terjadi peristiwa penembakan di Kabupaten Mimika khasus-khasus pembunuhan beberapa pekan lalu. Seharusnya, menyelidiki aktor pelakunya. Tidak asal menuduh dan menuding secara tidak manusiawi.
Degei terkesan, kedatangan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo ke Papua sebanyak delapan kali yang tidak membuahkan hasil menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM di tanah Papua sesuai dengan Janji Presiden saat kunjungan pertama di Papua.
“Saya berjanji akan tuntaskan pelanggaran HAM di Papua,” kata Degei mengulangi pernyataan Presiden Joko Widodo Presiden RI ke 9.
Pewarta : Alexander Gobai
0 Komentar