About Me

header ads

Tutup Miras, Togel, Dadu: Masyarakat Dogiyai Lakukan Aksi Damai



Dogiyai, Jelatanews – Masyarakat Kabupaten Dogiyai hari ini, Senin 8 Januari 2018 melakukan demostrasi ke kantor DPRD Kabupaten Dogiyai guna menuntut menutup peredaran miras, togel dan dadu di kabupaten tersebut.

Masyarakat yang tergabung dalam Solidaritas Rakyat Papua Peduli Budaya Mee (SRPBM) di Dogiyai melakukan aksi ini sebagai aksi lanjutan dari aksi tahun lalu 2017, dimana mereka melakukan tuntutan yang sama di kantor DPRD kabupaten Dogiyai.

Aksi kali ini hanya sebagai lanjutan dari aksi tahun lalu, dimana mesyarakat berkumpul di lapangan sepak bola Moanemani dan lakukan long march (jalan Kaki) ke kantor DPRD kabupaten Dogiyai.

Massa aksi yang tergabung dalam solidaritas SRPBM mulai jalan kaki pada jam 07;00 WP menuju kantor DPRD kabupaten Dogiyai. Masa berjalan keluar dengan memegang beberapa spanduk, pamflet, dan beberapa foto korban minuman keras, Tota Gelap (Togel), tempat-tempat Bar/PSK dan tempat yang selalu digunakan untuk bermain dadu. Mereka berjalan hingga dekat kali Tuka, massa aksi berhenti dan melakukan beberapa orasi dari kordinator aksi dan penanggung jawab aksi.

Setelah melakukan beberapa orasi dari atas jembatan kali Tuka, massa yang tergabung dalam SRPBM ini melanjutkan perjalanan menuju kantor DPRD.

Dari pantauan wartawan, Brimob disiagakan di kantor brimob, polisi dengan peralatan lengkap juga tengah berjaga-jaga di depan kantor polisi Polsek Meanemani, dan 6 anggota TNI berlalu lalang di jalanan menggunakan 3 tiga motor. Di aula pemerintah Kabupaten Dogiyai juga sedang dilakukan Apel bersama. Apel ini sebagai apel pertama dari Bupati Terpilih Kabupaten Dogiyai, Yakobus Dumupa, S.IP.

Sekitar jam 09;00 wp massa aksi tiba di kantor DPRD kabupaten Dogiyai. Dalam perjalanan, mereka “massa aksi” berjalan dengan tertip tanpa mengganggu aktifitas di jalan. Orasi demi orasi dilakukan oleh orator yang memimpin aksi damai itu.

Sekitar 6 anggota DPR sedang berdiri depan pintu kantor DPRD, juga ada beberapa pegawai ikut berdiri di depan kantor itu. Ada juga Germanus Goo yang sering di sebut Kepala suku ikut berdiri di samping para anggota dewan.

Orasi demi orasi berlanusung, ketika Penanggung jawab aksi mengungkapkan beberapa kejadian sadis yang menimpa rakyat dan menanyakan aspirasi tahun lalu, para dewan hanya diam dan menganga. Melihat hal itu, kordinator aksi dan masyarakat yang tergabung dalam SRPBM meminta untuk hadirkan Bupati terpilih ke kantor DPRD.

Anggota DPRD yang hadir saat itu menerima permintaan massa aksi untuk menghadirkan bupati.

Sedikit sempat ribut, akibat Germanus Goo yang mengaku diri kepala suku mengeluarkan bahasa yang tidak enak didengar oleh massa aksi. Kepala suku ini berbicara seakan ia sebagai salah satu dewan di kantor DPRD. Bahasa yang di keluarkan sama halnya dengan seorang provokator yang sedang/ingin melakukan konflik dalam aksi ini. Namun hal itu diredahkan oleh pemimpin demo.

Tak lama kemudian, pada jam 10;15 wp, Bupati Kabupaten Dogiyai mendatangi kantor DPRD menggunakan mobilnya, dan bertemu dengan massa aksi. Setelah turun dari mobilnya, Bupati melewati tengah massa aksi dan berdiri depan massa aksi di depan pintu kantor DPRD kabupaten Dogiyai.

Kordinator Aksi, Bernardo Boma pada kesempatan itu mengungkapkan berbagai penyakit sosial yang hadir setelah ada pemekaran kabupaten Dogiyai diantaranya miras, togel, dadu, billiard, dan PSK.

“Persoalan-persoalan itu semakin menumpuk ketika sebagian besar para Anggota Dewan memilih untuk mengurus diri mereka sendiri. Kebanyakan dewan hanya diam dan berlalu lalang tanpa melihat situasi yang sedang  terjadi di wilayah mereka. Generasi muda-mudi masuk dalam Aibon, Peminum Miras, Pengedar Miras, Penjual Miras,  pengedar Togel, Agen-agen Togel, pemain dadu, billiard, dan tempat-tempat PSK di buka di mana-mana di kabupaten Dogiyai. Semua hal ini DPRD sama sekali tidak tau. Bahkan Banyaknya militer illegal di kabupaten Dogiyai yang selalu menjadi-jadi melakukan kebrutalan terhadap masyarakat itupun tidakdi ketahui oleh DPRD kabupaten Dogiyai yang selalu mengaku diri sebagai wakil rakyat itu.” ungkap Bernardo Boma.

Boma Juga meminta, Bupati baru untuk lakukan evaluasi terhadap semua intansi yang ada di kabupaten dogiyai agar tercipta keadilan dan kedamaian di kabupaten dogiyai.

Ditempat yang sama, Kordinator Umum, Benny Goo dalam orasi mengungkapkan, aksi kali ini merupakan aksi lanjutan dari aksi tahun lalu.

“Aksi kali ini adalah aksi keempat dari aksi tahun-tahun lalu. Kami sudah datang empat kali ke kantor DPRD ini dengan aksi dan tuntutan yang sama,” ungkap Benny.

Selama aksi itu, kata Benny, DPRD tidak pernah menghargai aksi damai dan pernyataan yang kami buat. DPRD tidak pernah menimbang seruan rakyat selama aksi itu. Maka, aksi damai kali ini kami memanggil Bupati harus ada di tempat ini. Mungkin dengan kehadiran bupati di depan massa aksi ini mendatangkan perubahan dari yang telah dirusak oleh perusak di surga kami Dogiyai.

Lanjutnya, semua yang telah menghancurkan bumi kita sudah kita tulis dan berikan kepada DPRD harus diperdakan tahun ini. Agen Togel, Pengedar Miras, Tempat Permainan Dadu, Billiard, Tempat PSK, Penjualan Sayur-mayur yang dibawa dari kabupaten Nabire dan orogansi militer di Dogiyai harus diperdakan tahun ini.
“Kami sudah bosan datang ke tempat ini terus menurus maka ya dan tidak harus di perdakan tahun ini,” katanya.

Goo juga dengan nada yang keras mengatakan, “Selama keadilan dan kedamaian belum terjadi di kabupaten Dogiyai, saya tidak akan memakai pakaian pegawai negeri. Kenapa? Saya mau kasih tau, saya juga pegawai dengan kalian tapi selagi keadilan dan kedamaian belum ada saya akan terus ada bersama masyarakat.”

Setelah itu, kordinator aksi memberikan waktu kepada Anggota dewan untuk menjawab aspirasi yang diutarakan tadi.

“Kali ini kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan keadilan dan kedamaian itu. Pada kesempatan ini, depan bupati kami berani menyampaikan  kepada massa aksi dan rakyat Dogiyai. Kami DPRD bersama Bupati akan bekerja sama menyusun perda perubahan. Kami juga akan bahas sama-sama untuk pernyataan rakyat yang ada di meja kami dan akan berusaha menciptakan keadilan dan kedamaian di Dogiyai,” ungkap salah satu anggota DPRD.

Bupati kabupaten Dogiyai ketika diberikan kesempatan oleh kordinator aksi, dirinya mengungkapkan, “Besok Bupati dengan Seluruh Pegawai akan Melakukan Rapat perdana bersama, dan Lusa saya akan undang semua anggota DPRD kabupaten dogiyai untuk melakukan Rapat untuk menyusun Perda yang diminta oleh Masyarakat Dogiyai”.

“Penjual miras, Togel, dan lain itu harus hilang atau diusir dari Dogiyai. Saya ini bos. Saya Bupati kabupaten Dogiyai semua harus tunduk di bawah saya. Aturas yang kami buat harus tunduk dibawah aturan itu. Semua intitusi harus tunduk pada aturan yang kita buat, semua intitusi harus melakukan sesuai porsi tanpa mengambil porsi orang lain atau tidak boleh ada tamba-tambahan di dogiyai,” tambahnya.

Lanjutnya Bupati Dumupa, pihaknya sudah mempunyai lima perda, tetapi perda itu tidak disebutkan perda apa?.

“Pernyataan masyarakan yang sudah ada di meja DPRD, kami akan lakukan perda pada tahun ini. Saya janji perda miras akan kita perdakan pada tahun ini tanpa tunda-tunda,” katanya di depan massa aksi ratusan massa aksi.

Untuk itu, dirinya meminta agar setiap orang di Dogiyai harus menghadirkan kesadaran pada diri sendiri dan tunduk pada aturan yang telah mereka sumpah.

“Kasih tahu kepada semua peminum minuman keras (miras), semua penjual miras, togel, dadu dari sekarang mulai berhenti melakukan aktivitas itu.” pinta bupati Dumupa.

Bupati Dogiyai juga mengatakan, “saya akan hukum siapa saja yang menjual miras, togel, dadu. Saya akan bertindak dengan gaya dan cara saya terhadap penjual miras, penjual togel, dadu dan yang membuka PSK dan lain-lain”.

“Saya meminta kepada masyarakat dan massa aksi untuk memberikan kami kesempatan untuk melakukan perda sesuai pernyataan yang sudah kami terima,”. ungkap bupati.

Setelah itu, Penanggung jawab Aksi mengutarakan, “Kami akan aksi lagi setelah perda perubahan dilakukan, kami akan datang dan pastikan. Dan kami menunggu juga janji bupati yang telah mengatakan akan diperdakan pada tahun ini.”

“Kami yang ada disini akan berikan waktu kepada Bupati dan DPRD kabupaten Dogiyai. Kami juga meminta meminta maaf kepada DPRD atas ungkapan kata yang menyinggung perasaan DPRD, juga meminta maaf kepada Kepala suku Germanus Goo atas aksi spontan yang telah terjadi tadi,” tutupnya.

Akhirnya  pada jam 11;50 wp, Bupati Dogiyai memimpin doa penutup dan massa aksi membubarkan diri dengan tertib.

(Jelatanews/Arnold Bobii)

Posting Komentar

0 Komentar