PENGGUNAAN FELDSFAR SEBAGAI FLUX DALAM PROSES PEMBAKARAN
DALAM PEMBUATAN KERAMIK HALUS.
A.
DATA GEOLOGI
Feldspar
adalah masa batuan yang tersusun dari mineral – mineral yang terdiri atas
alumunium silikat dari potassium, kalium dan sodium. Pada umumnya kelompok
mineral ini terbentuk oleh proses pneumatolitis dan hidrotermal
yang membentuk urat pegamati. Feldspar ditemukan dalam batuan beku,
batuan erupsi dan batuan metamorfosa (yang bersifat asam maupun basa).
Secara
kimiawi, feldsfar merupakan alumunium silikat yang mengandung sodium,
potassium, besi, kalsium atau barium atau kombinasi elemen – elemen tersebut.
Batuan granit mengandung 60 % feldspar yang berasosiasi dengan kuarsa, mika khlorit,
beryl dan rutile, sedang pada batuan pegmatite berasosiasi dengan
kuarsa, mika dan topaz.
Berdasar pada keterdapatannya
endapan feldspar dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
- Feldspar primer
- Feldspar Diagenetik
- Feldspar Alluvial
Setiap jenis endapan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Feldspar primer terdapat dalam batuan granities,
feldspar diagenetik terdapat dalam batuan sediment piroklastik,
sedangkan feldspar alluvial terdapat dalam batuan yanmg telah mengalami
metamorfosa. Dari seluruh jenis feldspar di atas yang dikenal memiliki nilai
ekonomis adalah feldspar yang berasal dari batuan asam.
Berdasarkan kandungan-kandungan unsur
kimianya, secara mineralogi feldspar dapat diklasifikasikan menjadi dua
kelompok:
1. Alkali feldspar
2. Plagioklas.
Kelompok alkali feldspar adalah
sanidin sebagai kalium-natrium feldspar dan orthoklas sebagai natrium-kalium
feldspar. Sedangkan orthoklas dan mikroklin keduannya termasuk sanidin, namun
masing-masing mempunyai system kristal monoklin, sedangkan mikroklin mempunyai
system kristal triklin.
Seluruh jenis feldspar umumnya
mempunyai sifat fisik hampir sama, yaitu nilai kekerasan sekitar 6 – 6,5, skala
Mohs dan berat jenisnya 2,4 – 2,8 gr/ml, sedangkan warna bervariasi mulai dari
putih keabu-abuan, merah jambu, coklat, kuning dan hijau.
Berdasarkan
data dari Direktorat Sumber Daya Mineral, Indonesia mempunyai potensi cadangan
feldspar sangat banyak, yaitu cadangan proved 271.693.000 ton, cadangan probable
11.728.000 ton dan cadangan possible 56.561.000 ton. Dari jumlah
cadangan tersebut, hanya beberapa perusahaan yang bergerak dalam penambangan
feldspar, itu pun diproduksi masih dalam bentuk raw material.
B.
PENAMBANGAN
Penambangan bahan galian feldspar
dilakukan dengan cara tambang terbuka. Penambangan didahului dengan
pengupasan lapisan tanah penutup yang berupa lempung. Apabila ditemukan lapisan
feldspar akan dilakukan penambangan secara selektif.
Penambangan selanjutnya dilakukan
dengan system teras (bench system) seperti pada gambar 1, dengan ketinggian dan
lebar teras 3 x 5m. Sistem penambangan ini dapat menghasilkan suatu front
penambangan yang aman dan memudahkan pekerjaan penambangan selanjutnya. Lapisan
tanah penutup atau endapan feldspar yang berkualitas rendah dibuang/dipindahkan
ke suatu tempat yang tidak mengganggu jalannya penambangan.
Endapan feldspar yang baik dan
halus, digali kemudian disortir langsung di tempat penggalian. Setelah
disortir, kemudian diangkut ke tempat penimbunan (gudang). Pengangkutan dari
tempat penambangan ke gudang penimbunan biasa dilakukan deng ntenag manusia
dengan menggunakan peralatan pengki (untuk local).
Dari gudang, bahan galian diangkut
ke konsumen dengan menggunakan truk. Penjualan dilakukan dengan harga loko
gudang, dengan demikian pengangkutan ketempat pabrik/industri dilakukan oleh
pembeli. Sebelum dipasarkan, dilakukan pemeriksaan laboraturium atas beberapa
contoh yang diambil dari stock yang ada digudang.
C.
PENGOLAHAN
Pada umumnya, pengolahan mineral
feldspar adalah untuk menghilangkan atau menurunkan kadar material pengotor
seperti besi, biotite, tourmaline, mika atau / muscovite dan kuarsa. Apabila
kadar Fe2O3 terlalu tinggi maka akan mengakibatkan
perubahan warna pada proses pembuatan badan keramik. Sebagai contoh untuk
pembuatan badan porselen berkualitas baik adalah dengan kadar Fe2O3
maksimum adalah 0,50%.
Cara pengolahan feldspar dapat
dilakukan dengan cara sederhana yaitu dengan penggilingan (milling),
pencucian dan pengayakan (sizing). Penggilingan dapat dilakukan dengan
alat pot mill atau pebblemill. Feldspar yang terdapat dalam batauan yang telah
mengalami deformasi, maka proses pengolahannya akan lebih rumit lagi. Dalam
proses magnetit, intensitas magenet tinggi hanya dapat memisahkan hematite
namun mineral-menieral pengotor lainnya tetap tidak terpisahkan dan kadar
alkali feldspar juga tidak akan meningkat.
Cara pengolahan yang telah umum
dilakukan terhadap semua jenis batuan yang telah mengalami ubahan adalah proses
pengilangan lanau (deslining) dikombinasikan dengan proses flotasi buih
(froth flotation). Flotasi buih adalah proses yang memanfaatkan media
gelembung udara untuk mengapungkan secara selektif mineral yang bersifat
hidrofobi. Proses ini dapat menghasilkan produk-produk berkadar tinggi seperti
feldspar, kuarsa dan mika secara terpisah.
D.
KEGUNAAN FELDSPAR
Mutu feldspar ditentukan oleh
kandungan oksida kimia K2O dan Na2O yang relative tinggi
(di atas 6%) oksidaFe2O3 dan TiO2. Feldspar
digunakan di berbagai industri, dalam industri keramik diperlukan
sebagian bahan pelebur atau perekat pada suhu tinggi dalam proses pembuatan
keramik halus seperti barang pecah belah, saniter, isolator dan juga dalam
industri gelas/kaca.
Selain dalam industri keramik
feldspar juga berperan sebagai bahan baku atau pokok untuk industri gelas,
industri gelas ember (gelas berwarna coklat), industri kaca lembaran dan
lain-lain.
Namun setiap industri mematok
spesifikasi feldspar dengan kualitas tertentu, hal ini mendapatkan hasil akhir
produk industri yang diinginkan oleh konsumen. Misalnya saja feldspar digunakan
dalam industri gelas harus memnuhi persyaratn khusus yang harus dipenuhi yaitu:
1. Syarat kimia atau komposisi
oksida(%)
- SiO2
anatara 68,00 – 69,99
- Al2O3
diatas 17
- (K2O
+ Na2O) diatas 11
- Fe2O3
anatara 0,1 – 0,2
2. Syarat fisik
Ukuran fisik : +16 mesh- 0
+20mesh -1 (maks)
-100mesh -25 (maks)
Berbeda dengan industri kaca
lembaran, yang menentukan feldspar sebagai bahan bakunya harus memenuhi
kriteriannya yaitu:Al2O3 lebih besar dari 18%, FeO3
lebih kecil dari 0,8 %dan K2O (alkali komponen) lebih besar dari 10%
penggunaan feldspar sebagai bahan pengisi (filter) diutamakan yang ukuran
butirnya berkisar antara 200 mesh samapai 10 mikron.
E. PENGGUNAAN FELDSPAR SEBAGAI FLUX
1.
Spesifikasi Feldspar sebagai Flux
untuk Keramik
Jenis feldspar yang digunakan dalam pembuatan keramik adalah
orthoklas/mikroklin dan albit/plagioklas asam (natrium feldspar). Feldspar
dalam bentuk plagioklas basa dengan kadar kalsium tinggi tidak digunakan untuk
keramik.
Komposisi senyawa dan sifat unsur-unsur kimia dalam feldspar mempengaruhi
tingkat kereaktifannya. Feldpar yang benyak mengandung senyawa alkali cendrung
bersifat kurang aktif, akan tetapi sangat cocok digunakan sebagai fluk atau
pelebur dalam proses pembuatan keramik halus.
Adapun persyaratan komposisi kimia feldspar untuk ondustri keramik, berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI No. 1145 – 1984) dapat dilihat pada table II.
SYARAT FELDSPAR UNTUK PEMBUATAN
KERAMIK HALUS
Oksida
|
Feldspar
Untuk
|
||
Porselen
(%)
|
Saniter
(%)
|
Gerabah
Halus
Padat
(%)
|
|
K2
+ Na2O
|
6,0
– 15,0
|
6,0
– 15,0
|
6,0
– 15,
|
Fe2O3
+ maks
|
0,5
|
0,7
|
0,8
|
TiO2
+ maks
|
0,3
|
0,7
|
-
|
CaO
+ maks
|
0,5
|
0,5
|
1,0
|
2.
Mekanisme Penggunaan Feldspar
Adapun prosedur atau tahapan proses pembuatan keramik halus, terdiri dari
beberapa tahap, yaitu :
- Preparasi
Proses
ini terbagi atas beberapa tahap, yakni :
-
crushing material (penghancuran) dengan jaw crusher
dengan ukuran partikel 1-3 m.
-
grinding (penggerusan) dengan alat pot mill
-
pemisahan partikel berdasarkan
ukuran butir (sizing) kurang dari 100 mesh
-
pengeringan material dalam
oven/tungku baker selama 24 jam dengan suhu pengeringan 100oC.
- Mixing
proses ini terdiri dari beberapa
tahapan proses, yakni :
-
penentuan komposisi berta bahan campuran agar sesuai dengan produk yang ingin
dihasilkan. Dalam hal ini kadar bahan yang diperlukan adalah 35% adalah mineral
feldspar, 45 % kuarsa, 10%kaolin dan 10% lagi adalah lempung/ball
clay.
-
pencampuran bahan-bahan tersebut dilakukan dengan menambahkan 10% air agar
lebih mudah bercampur, diaduk sampai seluruh material tercampur rata.
-
adonan tersebut didiamkan selama 24 jam.
- Firing(pembakaran)
Bahan keramik yang telah kering
kemudian disusun dalam tungku pembakar dan ditutup rapat untuk menjaga
kestabilan udara panas dalam tungku selama proses pembakaran karena udara tidak
keluar dari tungku. Proses pembakaran tersebut melewati tigatahap temperature
pembakaran yakni 1200o, 1250o, 1280oC. Secara
bertahap peningkatan temperature akan terjadi 5oC .
- Cooling(Pendinginan)
Proses pendinginan ini berlangsung
perlahan agar badan keramik yang telah dibakar tidak mengalmi retakan ataupun
merekah karena pengaruh perubahan temperature yang menjadi turun. Pada proses
ini keramik tetap dibiarkan didalam tungku pembakar kemudian didiamkan selama
24 jam dalam suhu kamar (lebih kurang 27oC)
- Testing(pengujian kulitas)
Pengujian atau pengamatan dilakukan
adalah untuk memastikan kualitas badan keramik yang telah dibakar untuk
memenuhi standar mutu baku. Tes ini meliputi uji kuat lentur dan uji daya
penyerapan/adsorpsi air kuat lentur ditentukan dengan menggunakan rumus :
KL = 3GP
/ 2LT (kg/cm)
Sementara, nilai
adsorpsi air dapat diketahui dengan membandingkan anatara berat keramik yang
telah terendam dalam air selama 24 jam. Untuk menentukan besarnya penyerapan
air (Edwink, Frank, 1995) adalah :
PA = (BJ – BK)
/ BK x 100%
dimana :
KL
: Kuat lentur (kg/m2)
G
: Kuat tekan (kg)
P
: Jarak antar pendukung (cm)
T
: Tinggi sample keramik (cm)
L
: Lebar sample keramik (cm)
PA :
Daya serap air (%)
Hasil dari uji kuat lentur dan uji
adsorpsi air tersebut, terlihat bawah keramik yang dibakar dalam ruang bakar
pada temperatur 1280oC, merupakan produk pembakaran yang lebih
optimal dari semua keramik yang dibakar pada suhu yang lebih rendah.
KUAT LENTUR DAN ADSORPSI AIR PADA
BADAN KERAMIK UJI
TEMPERATUR
PEMBAKARAN
|
Uji Kuat lentur (kg/m2)
|
Adsorpsi Air (%)
|
||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|
1200
|
142,8
|
165,1
|
204,5
|
9,091
|
15,120
|
11,970
|
1250
|
160,30
|
193,0
|
176,1
|
8,782
|
9,950
|
9,427
|
1280
|
207,5
|
176,1
|
228,3
|
9,902
|
8,427
|
8,231
|
Kondisi
sifat fisik badan keramik yakni kuat lentur dan daya adsorpsi air,
mengindikasikan badan keramik yang dibakar pada temperatur 1280oC
ini memiliki kualitas yang lebih baik. Kuat lentur badan keramik 202,3 kg/cm2
dan daya adsorpsi air 8,88%, lebih besar dari rata-rata produk yang sama pada
temperatur baker yang lebih rendah.
Saat Proses pembakaran badan keramik
berlangsung, kandungan senyawa-senyawa oksida dalam feldspar mulai bereaksi,
selanjutnya terbentuk fase kristal alumino-silikat (mullite). Terbentuknya fase
ii berlangsung diikuti dengan terjadinya proses vitrivikasi (pengerasan) badan
keramik akibat peleburan feldspar terhadap senyawa oksida Al2O3
dan SiO2. Selama proses vitrivikasi ini, larutan silikat
pekat terbentuk, menyatu dan tersepar ke pori-pori keramik dalam badan keramik.
Larutan pekat inilah yang merekatkan partikel-paritikel material badan keramik,
dengan mengisi pori yang ada.
Hasilnya, badan keramik hasil pembakaran pada
temperature tersebut dengan menggunakan feldspar sebagai campuranya, memiliki
daya tahan yang lebih baik dan tidak mudah lapuk.
0 Komentar