Foto: Dok, Prib Anton G/KM |
Oleh: Anton F. Gobai
OPINI, KABARMAPEGAA.COM–- Masa perayaan paskah tahun 2017, saatnya kita sudah masuk dalam masa paskah, namun makna paskah selalu ada bersama kita karena Yesus bangkit adalah abadi hidup.
Sehingga paskah bulan seremonial perayaan ekaristi sebagai orang yang percaya padanya tetapi masa paskah adalah kekuatan utama sepanjang masa. Paskah adalah perubahan hidup bersama kebangkitan kristus. Paskah adalah sumber kebangkitan hidup.
Kebangkitan Kristus adalah kebangkitan hidup, kebangkitan masa depan, kebangkitan bangsa Papua. Singkatnya paskah adalah kemerdekaan dan pembebasan.
Yang lama ditinggalkan dan kita harus bangkit bersama kristus untuk pembebasan bangsa Papua mulai dari diri kita masing-masing .
Kemudian, pertanyaan adalah bagaimana kita mengintrepretasikan makna paskah dalam kehidupan sehari-hari? Jawabnya, tergantung dari cara masing-masing orang menghayati kebangkitan Kristus.
Namun, saya ini membagi cacatan refleksi tentang makna paskah, sebagai orang yang percaya kepada Kristus dari konteks Papua.
Yudas Iskariot terlibat dalam pelanggaran HAM, terlepas dari kehendak Allah. Sebagai manusia Yudas Iskariot terlibat dalam kasus pembunuhan Yesus. Menjual yesus kepada para musuh sebagai pelanggaran HAM yang sangat sadis yang ada dalam sejarah gereja dunia.
Cara Yudas Iskariot menjual Yesus kepada kaum ahli Kitab Suci tokoh-tokoh agama dan tokoh pemerintah waktu itu adalah cara pelanggaran hokum Allah orang Papua yang menjual sauadaranya menghianat keluarganya, istrinya, anaknya, sesama orang Papua untuk memuaskan diri dengan kekuasaan jabatan dan uang Indonesia adalah melanggaran hokum tuhan. Sama saja dengan membunuh yesus.
Kelakuan Yudas Iskariot yakni itu juga sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Ketika orang lebih memikirkan tentang kekuasaan dan uang maka orang mudah menjual, penghianat dan menghabiskan nyawa orang lain.
Ketika orang di kuasai oleh jabatan dan uang, orang dengan senang hati melakukan hal yang serupa dengan Yudas Iskariot.
Maka orang-orang model itu tidak beda dengan Yudasis Iskariot yang menjual Yesus kepada megara dan militer. (Frans P/KM)
*) Penulis adalah Mahasiwa Papua, Kuliah di Tanah Kolonial Indonesia – Manado, Sulawesi
0 Komentar