Foto: Dok, Prib Yonas T/KM |
Oleh: Yonas Tebai
OPINI, KABARMAPAGAA.COM – Guru adalah obat ampuh menyembuhkan penyakit pendidikan yang dideritanya oleh anak sekolah di bangku studi SD, SMP, dan SMA, dan lebih khusus kepada anak-anak Dogiyai. Obat ampuh tersebut sangatlah mahal dan rumit tidak bisa dibeli oleh masyarakat biasa dengan berdasarkan mahalnya obat tersebut semua pelajar Dogiyai yang di derita penyakit pendidikan.
Mereka sangat mengharapkan kepada pemerintah kabupaten setempat untuk segera menyediahkan obat pendidikan disertai dengan membiayai anak anak asal Dogiyai ke depan.
Mereka terus mengalami sakit dikarenakan tenaga guru Dogiyai sangat kurang untuk mengisi kekosongan untuk mengajar supaya pendidikan terus maju dan berkembang pesat terutama pada anak usia dini yang ada
Tugas dari pada tenaga pendidik pendidikan itu siapa tanya dia alias Jhon Tebai dan penyakit pendidikan itu hanya karena sebelum dari pada kehadiran penyakit pendidikan tidak pernah pencegahan penyakit pendidikan oleh pemerintah kabupaten sejak di mekarkan hingga saat ini.
Ini masalah, dari awal permulaan setelah menjadi satu kabupaten yang punya kekuasaan untuk mengatur dan mengurus semua itu atas landasan UU nomor 32 alirannya dari UU nomor 21 tahun 2001 yang saat ini berlaku di Papua secara keseluruhan ini.
Kekuasaan tidak melihat latar belakang dari kehidupan pendidikaan didaerah lembah Kamu dan Tota Mapia lama.
Sebelum ada penyakit pendidikan pemerintah kabupaten tidak pernah buka mata terhadap kondisi kehidupan masyarakat di daerah Lembah Kamuu dan Tota Mapiha lama itu. Maka, pintu terbuka lebar sehingga bebas masuknya penyakit pendidikan yang di maksudkan dalam arti yang komfleks adalah keliaran guru-guru di luar sekolah lupa akan tugas dan tanggung jawab mulia itu.
Sekarang virus pendidikan sudah menular secara langsung manusia ke manusia maupun tidak langsung melalui perantara sudah sampai didaerah-daerah terpencil sepertinya, kepemalasan untuk mengajar dan menetap di tempat tugasnya.
Nah, sekarang tenaga untuk menyembuhkan menjawab persoalan pendidikan pendidikan kembali ke Pemeritah Daerah Kabupaten Dogiyai, sebab Pemerintah Dogiyai tidak pernah menyediakan tenaga penyembuh penyakit pendidikan di daerahnya sendiri secara baik dan benar.
Tugas tanggung jawab dan fungsional Pemerintah Kabupaten Dogiyai belum jalankan menyeluruh sesuai masing-masing bidang lebih utama di siapkan tenaga pendidikan guru oleh Dinas P dan P Kabupaten Dogiyai.
Kabupaten Dogiyai, kini kita melihat berumur 10 tahun namun Dinas P dan P tutup mata terhadap pendidikan yang sedang dialami oleh siswa-siswi dan masyarakat di kedua daerah yakni Kamuu dan Tota Mapiha lama, sampai saat ini kedua daerah tersebut sangat membutuhkan tenaga pengajar siswa-siswi.
Kami selama ini mengikuti perkembangan pendidikan Dogiyai tidak ada reaksi dan sekitar 50-an SD, SMP, dan SMA sedang membutuhkan tenaga pengajar peserta didik tersebut itu.
Kami meminta kepada pihak Dinas P dan P Kabupaten Dogiyai betapa amat krusialnya untuk memperhatikan nasib guru-guru, sekaligus perumahan bagi mereka supaya mereka dapat mengajar anak muda Papua kita dengan baik agar mereka membangun Dogiyai di suatu kelak nanti.
Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama walaupun, berbeda latar belakang, budaya pemikiran, sosial, dan pengetahuan yang berbeda pula.
Manusia butuh manusia yang memanusiakan maka itu dinas P dan P segera dipenuhi dan prioritaskan tenaga pendidikan daerah kedua daerah terseut itu bukan minta-minta bagaikan pengemis Daerah Otom Baru (DOB) di Jakarta tanah Batavia.
Kita ketahui bahwa, meminta Pemekaran Kabupaten di wilayah Tota Mapiha, sementara sama sekali tidak memenuhi standar menjadi salah satu daerah otonom baru maka, kami tetap akan menolak hingga kapan pun, sebelum Papua lepas dari bangsa penjajah Indonesia. (Frans P/KM)
*) Penulis adalah anak muda Papua, Yonas Tebai
0 Komentar