About Me

header ads

Mahasiswa Jangan Bicara Peta Demokrasi Politik Yang Tidak Wajar Di Tengah Masyarakat




Martinus nakapa.

Oleh : Mahasiswa Martinus Nakapa

Opini :Mahasiswa identik dengan alat atau indikator tulang punggung bangsa, Gereja, Pendidikan,kesejahtraan masyarakat, dan Negara Jadi, jangan bicara praktek Alis Politik  Tenggah – tenggah Masyarakat Adat Di Kampung – Kampung.

Pendidikan politik mempelajari tentang nilai – nilai, dan norma- norma kebiasaan dalam suatu masyarakat secara teratur, yang mengselimuti dengan adat dan istiadat, serta setiap profesi kehidupan sehari – hari di tempat masyarakat.

Oleh karena itu, sebagi mahasiswa berpikir dan harus jadi analis dan belajar pendidikan politik yang benar.karena penulis memperkirakan bahwa saat – saat ini masyarakat kampung sangat berpengaruh dengan bujukan – bujukan atau ajakan yang tidak sesuai dengan demokrasi politik yang tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan perikeadilan demi mensejahtrakan, mengamankan damai ditenggah – tenggah masyarakat, oleh karena, praktek politik mahasiswa di tenggah publik masyarakat tidak wajar.

Dari kemuka Masyarakat lahir dengan kata “Kawan” dan “Salam ” punya kedaulatan dan hukum adat yang teratur dan hubungan – hubungan intraksi sosial dengan baik. sangat bersaudara satu orang dan orang yang lain.mereka tidak pandang kodari si itu dan si ini. mereka selalu mengasihi potong rokok dengan sungguh hati karena kawan itu abadi,keluarga itu abadi, sahabat itu abadi,hubungan itu abadi, dan adik kaka itu abadi.tetapi sekarang hal – hal yang pernah buat oleh masyarakat kemuka sudah hilang hanya karena praktek demokrasi politik yang tidak wajar dari terpelajar kepada dalam masyarakat adat.(Pengantar Sosiologi modul semester 1 USTJ – FESSOSPOL Hlm. 2).

Seharusnya mempelajari hubungan anatara manusia dengan masyarakat khusnya faktor yang mendorong manusia dalam berperan dalam kelompok dengan cara – cara yang sopan dan berakhlak mulia sesuai dengan keputusan bersama, tidak ada intervensi dan jalan bengkok untuk mengkelabui keputusan awal karena itu yang menjadi kekeliruan dalam praktek demokrasi politik.(Teori Psikologi Sosial).

Secarara etimologis sosiologi mengajar bahwa “kawan katan” untuk kita harus berhubungan secara tibal – balik satu – sama yang lain secara kebersamaan. Secara terminologis sosiologi adalah terdiri dari dua kata,yaitu sosio dan logi artinya kawan dan ilmu.jadi dalam penjabaran secara peluasan adalah sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat dan segala hubungannya. Kemudiaan huhungan lain adalah gejala –gejala masyarakat,hubungan –hubungan masyarakat, dan kebiasaannya,intraksi – intraksi dalam masyarakat,dan setiap pola dan tindakan dalam suatu masyarakat jadi sasarannya hanya “Satu”, yaitu masyarakat.Jadi pertanyaannya siapakah masyarakat itu? Masyarakat adalah orang yang hidup dan mendiami ,menguni di suatu tempat atau wilayah berdasarkan nilai – nilai adat dan kebiasaan setempat. Jadi Suatu kelompok mahasiswa yang selalu praktek tentang pendidikan politik yang tidak benar dan tidak sesuai dengan ajaran sosiolog diatas ini, sangat melangar aturan,hukum dan nilai – nilai kebiasaaan masyarakat di atas jelasnya.jadi jangan keputusan awal peraktek belakag ,jangan kekuasaan awal kebijakan belakang,dan jangan jadi orator politisi di tenggah masyarakat,kalau tidak memahami pengertian politik penulis tegaskan.

Secara teoretis pengertian politik adalah ilmu yang mempelajari tentang politik. Politik adalah usaha untuk menggapai untuk kehidupan yang lebih baik.Contohnya :”berkali – kali gagal tidak mematahkan semangatnya untuk mencapai cita- cita.atau kerjinan tangan berhubungan dengan orang lain untuk kerja sama”.

Contoh di atas ini mengajak para kompetisi dalam demokrasi politik bahwa politik itu bukan warisan dan tabanat orang.bukan kepentinga diri sendiri.bukan familisme dan sukuisme,tetapi siapa dia yang rasa memiliki jiwa sosial atau pegaul itu yang di sukai oleh siapapun dari kapan saja, diamana saja.karena pengantar oengertian politik mengajak kita harus berhubungan dan kerja sama dengan orang lain tanpa membeda – bedakan agama,etnik,suku.(baca dalam buku Komunikasi Politik menurut para pakar politik Harrold Lasswell, 1948; Aristoteles – Rethoric 385-322 SM)

Dengan pentingnya analisis dan intropeksi diri dalam sistem sosial budaya.Intraksi sosial dalam suatu masyarakat harus ada tolak – ukur pembicaraan yang harus di ukur oleh orang yang terdidik dan terpelajar,oleh sebab itu sebagai mahasiswa harus punya tolak ukur (analis SWOT) yang jelas. jangan bicara pendidikan politik di tengah – tengah masyarakat kalau bahan pembicaraannya tidak sesuai dengan teoritis politik.

Penulis berharap, Negara  kesatuan republik Indonesia (NKRI) mengselimuti dengan empat pilar hukum utama untuk melindungi semua kebijakan – kebijakan dalam sistem pemerintahan .empat pilar hukum indonesia ialah Amandemen/UUD1945,Konstitusi,Filsafat Pancasila,Binekha Tunggal Ika. Memang itu hukum yang jelas tapi “tidak kuat”. Dengan tidak kuatnya  hukum tata negara indonesia sehingga sistem demokrasinya sangat Kacau  dalam sistem demokrasi maupun dalam kepentingan kelompok politik dan keleompok penekangan politik maka masyarakat indonesia juga sangatpengaruh kekeacauan  itu.

Akhirnya : Bicara politik tidak mudah. mengapa ? Karena politik di sukai oleh semua orang dalam pembicaraannya dan semua orang mau jadi “Pegawai” dan semua orang ingin punya “Kekuasaan”.

Wajar ? karena Konsep politik berbicara mengenai kekuasaan, negara, kebijakan, keputusan, dan alokasi. itulah sebabnya sehingga sebagai orang terpelajar perlu ada analisis yang akurat dan transparan,agar kehidupan akan terarah dan tidak di penggaruh oleh alis politik kejar – kerjar Nyonya/Korupsi,Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Penulis berpendapat, kalau kita ukur dari analsis sosiologi pendidikan budaya politik bukan dibuat oleh sistem tana negara dalam suatu pemeritahan tetapi pendidikan politik lahir dari nilai – nilai kebiasaan adat dan istiadat masyarakat “Sosio” dan “Logi” . Setiap sitem politik yang ada dalam setiap negara di dunia ini,jelasnya  hampir sama berakar dari kebiasaan kebudayaan masyakat yang selalu mendiami dalam suatu tempat,bukan lahir dari sebuah negara . karena bicara politik cari kawan atau sahabat yang lebih dari dua orang untuk mendiskusi dengan tujuan dan maksud tertentu. Setiap organisasi politik yang didirikan dalam setap negara tujuannya untuk mempertahankan jati diri dengan cara meningkatkan taraf hidup yang berkembang biak dan bertumbuh demi masa depan yang penuh harpan.






Penulis adalah Mahasiswa Ilmu sosial dan Politik (STISIPOL) “Silaspapare” Jayapura Papua-Port Numbay

Posting Komentar

0 Komentar